Tangan Pesilat Popnas Patah, Hanya Dibawa ke Dukun

Jumat, 13 Oktober 2017 – 00:52 WIB
Pesilat PPLP NTB Zaenul Muttakin kesakitan ketika akan memasang baju sepulangnya dari sekolah di Asrama PPLP NTB, kemarin (12/10). Foto: HARLI/LOMBOK POST/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Zaenul Muttain, Pesilat Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Nusa Tenggara Barat, tangannya patah saat membela NTB di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), September lalu.

Tangan kanan Pesilat asal Empang, Kabupaten Sumbawa itu patah saat bertanding di babak delapan besar.

BACA JUGA: Tabrakan dengan Mobil Danramil, Dua Pelajar Tewas

Namun penanganan medis terhadap Zaenul terkesan lamban. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB sebagai penanggung jawab hanya membawa Zaenul ke tukang urut tradisional.

”Sekarang tangan saya sudah membengkak. Saya hanya dibawa ke dukun atau tukang urut di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU),” kata Zaenul kepada Lombok Post (Jawa Pos Group), kemarin (12/10).

BACA JUGA: Jaksa Agung Sebut Koruptor Satu Ini Benar-Benar Sakti

Sebelumnya, Zaenul pernah dijanjikan oleh Dispora NTB untuk dilakukan pengobatan di rumah sakit. Hingga kemarin, janji itu belum juga terealisasi.

”Tangan kanan saya rencananya akan dioperasi. Tapi, hingga sebulan ini belum ada kabar,” keluh Zaenul.

BACA JUGA: JPU: Ridwan Mukti tidak akan Bisa Bebas

Zaenul mengatakan, dia sudah mengantongi BPJS Kesehatan kelas 3. BPJS tersebut dia miliki saat masih menetap di Kabupaten Sumbawa.

Namun, untuk melakukan operasi, Zaenul harus menggunakan BPJS kelas 1. Dan perubahan tingkatan BPJS itu masih dilakukan oleh Dispora. ”Tapi, hingga pertengahan bulan ini belum juga ada kabar,” tandasnya.

Dia berharap, Dispora NTB mendengar keluhannya supaya tangannya bisa segera sembuh dan kembali berlatih. ”Sekarang tangan saya sudah bengkak cukup besar belum juga ada penanganan cepat,” keluhnya.

Terpisah, Kepala Dispora NTB Hj Husnanidiaty Nurdin mengatakan, dirinya sudah berupaya untuk melakukan penanganan secara langsung.

Bahkan, mantan Wakil Ketua Pengprov IPSI NTB itu sudah berkoordinasi dengan dokter di Rumah Sakit Umum Provinsi untuk melakukan operasi.

”Tapi, Zaenul dan keluarganya tidak berkenan untuk dioperasi,” kata perempuan yang akrab disapa Eni itu.

Alasannya, jika Zaenul dioperasi tidak bakalan bisa menjadi Polisi atau TNI. Kendati demikian, Eni tetap memberikan pandangan supaya segera dilakukan operasi.

”Saya beritahukan ke dia (Zaenul, red) hidup ini tak mesti harus jadi polisi atau tentara. Banyak lapangan pekerjaan lain yang menanti,” bebernya.

Tapi, Zaenul tetap saja berkilah tak ingin dioperasi. ”Mana bisa kita mau paksa, kalau orang yang punya badan tidak ingin dioperasi,” tegasnya.

Sementara itu, terkait masalah BPJS, Zaenul sudah memiliki BPJS kelas 1. Karena, dia sudah mendaftarkan seluruh atlet ke BPJS. ”Semua atlet itu saya bayarkan BPJS Kelas 1,” ujarnya.

Eni menegaskan, dirinya juga prihatin melihat kondisi Zaenul. Tangan kanannya semakin membengkak.

Takutnya, tulangnya yang patah mengenai dagingnya. Kondisi itu bisa membuat tangannya semakin parah. Bahkan bisa sampai diamputasi.

”Kalau sekarang dia bersedia dioperasi, sekarang langsung saya bawa ke rumah sakit,” tadas Eni. (arl/r10)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Ingatkan ATB Jangan Bikin Masyarakat Batam Gaduh


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler