jpnn.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan, klaim La Nyalla Mattaliti bahwa Prabowo Subianto memintanya mengeluarkan Rp 40 miliar untuk operasional Pilkada Jawa Timur sangat tidak masuk akal.
Pasalnya, uang dengan nilai segitu tidak cukup untuk membayar saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Jawa Timur.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Harapkan La Nyalla Tak Tinggalkan Gerindra
"Enggak benar itu kami memalak La Nyalla untuk diusung Gerindra di Pilgub Jatim. Yang ada dana 40 miliar itu kurang untuk bayar uang makan saksi saat pencoblosan sampai rekapitulasi suara," ucap Arief kepada jpnn.com, Jumat (12/1).
Dia pun menyodorkan rincian biaya uang makan saksi mulai dari tingkat TPS, PPS, PPK hingga KPUD. Kebutuhan itu menurut aktivis buruh ini bukan mahar. Angka Rp 40 miliar itu pun sangat kurang karena jumlah TPS di Jatim mencapai 69.000 titik.
BACA JUGA: Ternyata Bukan Gerindra yang Menolak La Nyalla, tapi..
Dalam setiap pilkada, Gerindra menyiapkan 3 orang saksi di setiap TPS untuk menjaga suara jagoannya tidak hilang. Dengan jumlah TPS di Jatim, partai pimpinan Prabowo Subianto ini butuh 207 ribu saksi. Belum termasuk saksi di 8.501 PPS, 664 PPK, dan 38 KPUD kabupaten/kota.
"Untuk saksi tiap PPS dan PPK kami butuh 5 orang, sehingga dibutuhkan 45.285 saksi dan untuk KPUD Kota/ Kab Kita butuh 190 saksi," jelasnya.
BACA JUGA: Ada Peluang Megawati dan Prabowo Sepanggung Lagi
Khusus di TPS saja, untuk uang makannya atau akomodasi yang diberikan Rp 200 ribu per orang, sehingga diperlukan biaya Rp 41 miliar. Kemudian untuk 45.285 saksi PPS dan PPK sebanyak Rp 300 ribu per orang dikalikan tiga hari sampai rekapitulasi dibutuhkan anggaran Rp 41,55 miliar.
Lalu untuk 190 saksi KPUD uang makan mereka per hari Rp 400 ribu. Di tingkat ini mereka bekerja selama 7 hari, sehingga perlu dana Rp 5,3 miliar.
Sebelum menjadi saksi di TPS, para saksi mendapatkan pelatihan sebagai saksi dibutuhkan dana Rp 100 ribu per hari untuk tiga hari perlu biaya Rp 94,5 milyar.
"Nah kalau cuma 40 miliar enggak cukup lah, karena yang dibutuhkan 141,3 milar rupiah. Nah kekurangannya biasanya yang nombok itu Partai Gerindra yang diambil dari kader-kader di eksekutif dan legislatif," jelasnya.
Karena itu, Arief menegaskan tidak benar ada mahar politik di Partai Gerindra untuk mengusung La Nyalla. Yang ada justru mantan ketua umum PSSI itu gagal mendapatkan rekomendasi PAN. Sebab, dukungan Amien Rais ke La Nyalla dicuekin oleh Ketum PAN Zulkifli hasan dan pengurus DPW PAN Jatim.
"Kok aneh jadi Gerindra yang disudutkan. Memang ada apa orang mau jadi saksi tanpa dikasih uang makan? Itulah realitas demokrasi di mana mana butuh biaya. Jadi saya minta La Nyalla untuk berhenti berpolemik, karena kami masih menghormati kekecewaan La Nyalla yang ditolak PAN," pungkas Arief.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... La Nyalla Ngaku Diminta Setor Rp 170 Miliar, Kalau Anies?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam