TANJUNG REDEB - Ratusan warga yang akan menuju Labanan, Kecamatan Teluk Bayur dan ke arah kota terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanannya sekira pukul 12.30 WitaDemikian pula perjalanan warga Berau maupun dari utara Kaltim lainnya yang menuju Samarinda harus tertunda
BACA JUGA: Pemkab Tak Ikut Nikmati Hasil Kebun
Hal ini dikarenakan putusnya jalan akibat tanggul yang jebol di ruas jalan trans Kalimantan itu.Warga yang menggunakan sepeda motor, baru bisa melanjutkan perjalanan sekira pukul 18.00 Wita
Akibat dari jebolnya tanggul penahan air yang berada di dekat jalan masuk salah satu perusahaan tambang batu bara itu, membuat jalan poros di dekatnya tergenang air setinggi leher manusia dewasa
BACA JUGA: Marak, Penjarahan Pascabentrok
Hal itulah yang menyebabkan warga kesulitan melintas.Upaya penanganan baru dilakukan sekira pukul 14.00 Wita oleh pihak perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di dekat tanggul jebol
Dibutuhkan waktu sekira 4 jam agar warga yang mengendarai sepeda motor bisa melintas
BACA JUGA: 118 Rumah Terendam Banjir di Pekanbaru
Itupun harus dipaksakan meskipun timbunan tanah yang dilakukan pihak perusahaan tambang batu bara belum selesai dikerjakan.Itu karena ribuan warga terus mendesak agar penanganan secepatnya diselesaikanApalagi tidak hanya warga dari arah kota yang ingin secepatnya melintasRatusan pekerja tambang batu bara di Kecamatan Teluk Bayur yang pulang kerja pun ingin penanganan secepatnya dilakukan“Kita sudah lapar nih,” teriak salah seorang warga.
Warga memang harus menunggu perbaikan tanggap darurat untuk bisa melintas di jalan itu hingga enam jamSetelah perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di dekat tanggul melakukan penimbunan dengan tanah.
Jebolnya tanggul penahan air diperkirakan karena tidak mampu lagi menahan air di dalamnya yang terus bertambahKarena sejak dini hari hingga pagi Berau diguyur hujan deras.
Ali Yusron, salah seorang anggota DPRD Berau mengatakan, meskipun kejadian tersebut baru kali ini terjadiUpaya antisipasi harus dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Berau.
“BLH dan Distamben harus memberi perhatian,” kata Ali Yusron yang ditemui di lokasi kejadianDengan begitu, dirinya berharap tidak ada lagi kejadian serupa terjadi kedepannya.” Saya juga minta instansi terkait mengevaluasi semua perusahaan tambang batu bara,” ujarnya.(end/ngh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amankan Natal, Aparat Kerahkan Anjing Pelacak
Redaktur : Tim Redaksi