Tangis Ibu Korban Kebakaran Lapas Tangerang, Anak Sempat Telepon Sebelum Tewas

Jumat, 10 September 2021 – 10:20 WIB
Petugas melihat kondisi Lapas Kelas I Tangerang usai terbakar pada Rabu (8/9/2021) dini hari. ANTARA/HO-Humas Kemenkumham

jpnn.com, JAKARTA - Siang itu terik matahari tampak cerah di sekitaran area Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Segerombolan pewarta mengerumuni seorang perempuan berjilbab dan bermasker hitam. Tepatnya, pukul 11.15 WIB pada Kamis (9/9).

BACA JUGA: 44 Orang Tewas di Lapas Tangerang, Penjara Bukan Satu-satunya Solusi

Tampak dia sedang terisak sembari mencoba menyulam kata saat ditanya para pewarta.  Perempuan itu bernama Upik Hartanti.

Upik Hartanti adalah ibunda Rezkil Khairil, salah satu korban tragedi kebakaran Lapas Kelas I Tangerang, Banten.

BACA JUGA: Kemenkumham Minta Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang Membantu Tim DVI Polri

Rezkil yang berusia 23 tahun itu sedang menjalani masa hukuman lima tahun penjara atas kasus penyalagunaan narkoba.

Upik ditemani sang suami, Nursin yang memakai kopiah hitam, sambil menceritakan almarhum semasa hidup.

BACA JUGA: Tim DVI Sudah Kantongi Data Antemortem 2 WNA Korban Kebakaran Lapas Tangerang

"Anaknya suka bergaul, perhatian ke orang tua," kenang Upik sembari berderai air mata.

Kesedihan tampak jelas di mata Upik, dia lantas bercerita almarhum anaknya selalu meneleponnya dan suami.

Selama ini, Upik dan suami selalu kesulitan menghubungi Rezkil dalam lapas.

Rupanya, telepon pada pukul 21.00 WIB menjadi suara terakhir yang terdengar dari mulut anaknya itu.

Saat terakhir menelepon, Rezkil meminta ibundanya agar mengutamakan istirahat di sel-sela bekerja.

"Malam itu sempat video call, ibu belum istirahat, ngomong ke ibu belum pulang. Saya masih di warung," kenang Upik menirukan percakapan terakhir dengan Rezkil.

Meski sedih, Upik tetap meminta keadilan. Di meminta kasus tersebut diusut tuntas terutama penyebab kebakaran lapas.

"Diusutlah karena kebakaran itu kalau sulit, apa gimana itu dia minta tolong, apa tidak dibuka," tegas Upik sembari terisak tangis.

Sebelumnya diketahui, dua jam lebih si jago merah melahap bangunan lapas tersebut, tepatnya di Blok C2.

Blok itu dihuni sebanyak 122 warga binaan yang tersebar pada 19 kamar, dengan kapasitas 38 orang per kamar. 

Rinciannya, ada warga binaan permasyarakatan (WBP) narkotika sebanyak 119 orang, WBP perkara terorisme dua, dan dua warga negara asing (WNA)  yakni dari Afrika Selatan dan Portugal. 

Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan sejauh ini pihak kepolisian tengah menyelidiki dugaan kebakaran Lapas Kelas I Tangerang itu.

Menurut pria asal Sulawesi Selatan itu, tim pusat laboratorium forensik (Puslabfor) Inafis Mabes Polri tengah mengumpulkan sejumlah bukti perihal sumber api pertama tragedi yang menghanguskan puluhan orang tersebut.

"Puslabfor Inafis masih bekerja masih terus olah TKP mengumpulkan alat-alat bukti yang ada untuk bisa mengetahui sumber apinya pertama," kata Yusri dihadapan awak media.

Sejauh ini diakui anak buah Irjen Fadil Imran itu ada dugaan kelalaian sehingga terjadi kebakaran.

Namun demikian, kepastian kelalaian akan menunggu hasil uji laboratorium.

"Arah ke sana (kelalaian, red) sudah ada titik terangnya tetapi ini masih akan dilakukan pengujian secara laboratoris titik api," tegasnya.

Perwira menengah Polri yang mengemban tugas sebagai Kabid Humas Polda Metro sejak 8 November 2019 itu juga menepis info yang beredar terkait adanya keributan sebelum tragedi maut menewaskan 41 korban meninggal dunia tersebut.

"Sampai sekarang belum jangan berandai-andai. Tim masih bekerja. Tadi saya bilang jangan membuat satu narasi berandai-andai, jangan. Fakta yang kami ingin, kan," tegas Yusri Yunus. (cr3/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Natalia
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler