jpnn.com, BATAM - Pembongkaran 48 bangunan liar yang terdiri dari rumah dan kios liar di pintu satu, Seibeduk, Batam, Kepri berhasil ditertibkan dengan lancar, Senin (31/7).
Saat penertiban, sempat terjadi adu mulut antara warga ruli dan petugas.
BACA JUGA: Burung Kacer Seludupan dari Malaysia Mati Satu Per Satu, Flu Burung?
Warga emosi karena barang-barangnya masih tertinggal di dalam rumah dan meminta waktu untuk mengangkut barang tersebut.
Namun, petugas seakan tidak peduli dengan hal tersebut dan tetap melanjutkan pembongkaran.
BACA JUGA: Minyak Dunia Mulai Stabil, Industri Galangan Kapal di Batam Kembali Ada Harapan
"Jangan dulu dibongkar, barang saya masih ada di dalam," teriak seorang warga kepada petugas.
Lantas, sambil menggendong anaknya, warga tersebut menduduki beko. Beruntung, petugas cepat menenangkannya dan memberikan waktu untuk mengeluarkan barang-barangnya tersebut.
BACA JUGA: 445 Jamaah Calon Haji Kloter 2 Berangkat dari Batam
Camat Seibeduk, Science Taufik Riyadi mengatakan penertiban puluhan rumah itu berkaitan dengan proyek pembangunan jalur dua Jalan S Parman Seibeduk. Jalur dua itu akan dibangun tahun ini dan lokasinya berada persis di permukiman tersebut.
"Sebelumnya sudah kami imbau. Sebagian warga ada yang sudah bongkar sendiri, nah sisanya kami bongkar hari ini," ujar Science di lokasi penertiban.
Tak hanya di lokasi itu, penertiban juga akan dilakukan di ruli Kebun Sayur, Kelurahan Tanjungpiayu. Keberadaan 60 rumah liar yang berdiri di bantaran sungai itu menyebabkan aliran sungai menyempit.
Sehingga saat hujan turun, air yang seharusnya bermuara ke laut, naik dan menggenangi permukiman warga.
"Dalam waktu dekat ini dibongkar," katanya.
Nantinya, aliran sungai yang memiliki lebar 18 meter itu akan dikeruk dan diperlebar hingga 50 meter. "Di sana sudah SP dua, kami meminta mereka untuk membongkar sendiri," ucapnya. (cr19)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sektor Industri Batam Terus Berkembang, Sebulan Rekrut 800 Pekerja
Redaktur & Reporter : Budi