Minyak Dunia Mulai Stabil, Industri Galangan Kapal di Batam Kembali Ada Harapan

Selasa, 01 Agustus 2017 – 03:15 WIB
Pekerja sedang menggesa pengerjaan kapal di Seilekop, Sagulung, Jumat (28/4). F. Dalil Harahap/batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Harapan untuk galangan kapal Batam bangkit kembali mengemuka. Penyebabnya adalah harga minyak dunia mulai stabil, begitu juga dengan harga batubara.

"Stabilnya harga minyak dunia yakni di angka rata-rata 45 hingga 50 dolar Amerika membuat tender proyek minyak dan gas akan dibuka kembali," kata Direktur Small Medium Enterprise, Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Batam, Irfan Widyasa, Senin (31/7).

BACA JUGA: 445 Jamaah Calon Haji Kloter 2 Berangkat dari Batam

Kemudian harga batubara dunia juga mulai stabil di angka 75 dolar Amerika perton. Setelah sebelumnya jatuh dibawah 60 dolar Amerika perton.

"Hal itu ditandai oleh meningkatnya penyewaan alat berat full booked hingga akhir 2017 hingga 350 persen," terangnya.

BACA JUGA: PHK di Industri Teknologi Informasi Bisa Dimaklumi

Faktor lainnya adalah dilonggarkannya keran ekspor mineral mentah. Namun tentu saja kebijakan tersebut diikuti tiga ketentuan.

"Pertama merubah izin jadi pertambangan khusus, kedua harus bangun smelter dalam lima tahun dan ketiga difestasi saham hingga 51 persen untuk negara dalam 10 tahun," jelasnya.

BACA JUGA: Kalbar Desak Pemerintah Bangun Pelabuhan Bongkar Muat Internasional

Divestasi saham adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang. Dapat juga disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki perusahaan. Divestasi adalah kebalikan investasi pada aset baru.

BP Batam sebagai pengelola investasi juga tidak diam. BP Batam berupaya dengan empat usaha, yakni mendukung aliansi perusahaan galangan berbagi sumber daya.

Kedua, mendorong masuknya galangan kapal berteknologi tinggi. Ketiga menggeser dominasi tongkang dan terakhir membangun klaster industri galangan kapal.

Irfan juga menyebut banyak kapal tua akan kembali ke Batam. Penyebabnya kapal-kapal asing generasi 1975 telah mencapai usia pergantian."Umur ekonomis kapal rata-rata adalah 30 tahun," imbuhnya.

Irfan mengatakan geliat kebangkitan itu mulai terasa karena perusahaan besar seperti Profab dan McDermott sudah mulai dapat order baru.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), Suri Teo mengatakan kondisi shipyard di Batam saat ini belum menunjukkan perubahan.

"Kondisinya masih sama seperti sebelumnya. Belum ada tanda-tanda," katanya saat dihubungi Batam Pos (Jawa Pos Group), Senin (31/7).

Dia memprediksi kondisi ini akan bertahan hingga akhir tahun. "Tahun depan mudah-mudahan ada perubahan," harapnya.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cetak Tenaga Kerja Terampil, HKI Kerjasama Dengan SMK


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler