Dua jaringan departemen store besar di Australia, Target dan Kmart menarik video game Grand Theft Auto V (GTA V) dari pasaran dikarenakan oleh kontroversi penggambaran kekerasan terhadap wanita.
Sebuah petisi di Change.org berhasil mengumpulkan lebih dari 38,000 tanda-tangan untuk yang menggugat toko-toko yang menjual untuk menarik penjualan GTA V.
BACA JUGA: Menlu Bishop: Sejuta Turis Australia ke Indonesia Tahun Ini
Mereka yang memulai petisi tersebut adalah tiga orang wanita bernama Nicole, Claire, dan Kat, yang menyebut diri pernah mengalami kekerasan seksual dan mengataka game tersebut mengandung pesan berbahaya.
Petisi ini berbunyi “Ini adalah game yang mendorong para pemainnya untuk membunuh wanita sebagai hiburan. Game ini mendorong orang untuk melakukan kekerasan seksual terhadap wanita, dan menyerang atau membunuh mereka untuk mendapatkan ‘health’ point atau melanjutkan ke level berikutnya – dan sekarang Target mempromosikan game ini sebagai hadiah Natal.”
BACA JUGA: Keluarga Korban MH17 dari Australia Akan Ajukan Gugatan
Game yang menyerang kaum wanita ini mengandung banyak kekerasan, pembunuhan dan kekerasan yang menyeramkan terhadap wanita.
Game R-rated ini sudah tersedia untuk Xbox 360 dan PlayStation 3 sejak lebih dari setahun yang lalu.
Xbox One dan PlayStation 4 dikeluarkan kembali kepada pasaran bulan lalu.
Menurut manajer umum Target Australia Jim Cooper, perusahaannya menarik penjualan GTA V berdasarkan opini dari masyarakat umum dan konsumen.
“Baru-baru ini, kami sudah berkomunikasi dengan sejumlah pembeli dan mereka ada yang menyampaikan kekhawatiran atas isi game tersebut." kata Copper.
“Kami juga mendapatkan respon balik dari pelanggan yang mendukung untuk menjual game ini, dan kami menghormati pandangan mereka terhadap isu tersebut.
“Kami merasa bahwa keputusan untuk memberhentikan penjualan GTA V selaras dengan pandangan mayoritas dari para pelanggan.”
Sementara itu Kmart mengatakan bahwa setelah mengadakan kajian mendalam mengenai isi game tersebut,Kmart memutuskan untuk menarik produk ini segera.
"Dan Kmart ingin minta maaf karena tidak memperhatikan dengan seksama isi game tersebut sebelumnya."
Namun, para penggemar GTA lewat sosial media menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap penarikan penjualan GTA.
Mereka mengatakan bahwa game ini dijadikan sasaran oleh publik, dan menyatakan bahwa adanya ganjaran untuk tindakan kekerasan di dalam game ini adalah salah.
Penggemar GTA mengatakan bahwa orang-orang yang menentang kekerasan dalam video game tidak harus membeli game tersebut.
Derek Elphick mengatakan, “Mereka yang berterima kasih kepada Target adalah orang-orang bodoh. Hanya karena adanya kemungkinan untuk melakukan kekerasan di dalam game (terhadap pria dan wanita), bukan artinya itu adalah tujuan dari game tersebut.
“Saya kecewa game ini telah diberhentikan dari Target. Tindakan ini terlihat seperti pengakuan bahwa Target telah melakukan kesalahan, saat Target hanya memenuhi keiinginan pelanggan." Turut Matt Larkin
“Saya turut menyesal untuk mereka yang sekarang kehilangan kesempatan untuk membeli produk ini dikarenakan oleh kebodohan orang di negara ini.”
Target Australia mengumumkan lewat Facebook mereka bahwa penarikan GTA dari pasar mendapatkan lebih dari 1,800 komentar sejak berita ini diumumkan pada pada hari rabu sekitar 8:30pm.
Kejadian ini bukan yang pertama kali game ini telah menyebabkan kontroversi dan mengundang kritik dari seluruh dunia tentang penggambaran kekerasan, tindakan criminal dan kekerasan seksual.
Pada bulan September 2013, tiga anak remaja Adelaide ditahan karena mencoba merampok pom bensin saat mabuk, untuk meniru adegan di dalam game GTA.
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2014 Diperkirakan Menjadi Tahun Terpanas