BACA JUGA: MK Bakal Setujui Capres Independen
target tersebut sangat tergantung dari kondisi perekonomian global maupun nasional pada 2009.“Saya memprediksikan ekonomi nasional 2009 akan mengalami berbagai tekanan yang sangat ditentukan pada 2008 serta berpengaruh terhadp kinerja BUMN
Menurut Iman Sugema, jatuhnya berbagai komoditi dan semakin memburuknya situasi pasar financial, dapat dipastikan kinerja keuangan perusahaan financial, perusahaan pertambangan dan agribisnis akan semakin terpuruk
BACA JUGA: Gubernur Papua Diperiksa 4,5 Jam
“Tapi, saham-saham blue chip seperti Telkom telah terbukti mampu menahan kejatuhan IHSG secara lebih dalamKarena itu, lanjut dia, BUMN yang diperkirakan akan mengalami shock negative harus memiliki buffer yang lebih tinggi dibandingkan BUMN lainnya
BACA JUGA: M Iqbal Kesandung Liga Inggris
Artnya, BUMN yang membutuhkan buffer seperti itu harus dapat menahan bagian laba yang lebih besar.Ia juga memprediksi pada 2009 akan ditandai dengan melemahnya investasi swasta di sektor riil dan hal itu bias dikompensasi dengan cara meningkatkan investasi BUMN, sehingga capex BUMN harus ditingkatkan, khususnya BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur energy, transportasi dan telekomunikasiJadi, harus ada konsistensi antara kepentingan ekonomi jangka panjang dengan kepentingan untuk menutup APBN dalam jangka pendekSetiap BUMN memiliki peran yang jauh berbeda dibandingkan BUMN jenis lainnya, sehingga kebijakan pay out ratio juga harus mempertimbangkan jenis usaha dan peran BUMN dalam pembangunan nasional.
“Sebagai contoh pay out ratio antara BUMN di bidang telekomunikasi harus berbeda dibanding dengan BUMN yang bergerak di perbankanBahkan, diperkirakan Telkom akan mampu tumbuh pada 2009 dibandingkan kinerja keuangan BUMN sektor perbankan yang sedikit melemah,” tegas Iman Sugema.
Seperti diketahui, dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menkeu dan Menneg BUMN Selasa, kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah mengusulkan setoran dividen pada 2009 mencapai Rp 33,04 triliun, sementara sumber terbesar dividen dari 20 BUMN yang disumbang dari sektor perbankan dan telekomunikasi.
Ia menjelaskan, target setoran deviden itu bersumber dari PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 18,2 triliun (55 persen), sektor telekomunikasi Rp 4,1 triliun, perbankan Rp 4,1 triliun, energi dan pertambangan Rp 2,7 triliun, sektor perhubungan Rp 8 miliar, dan lain-lain Rp 3,1 triliun.
Sedangkan Anggota Komisi XI DPR dari FPAN Rizal Djalil menyatakan, sebenarnya Komisi XI DPR belum sepakat dengan target pemerintah dari setoran deviden karena masalah itu perlu ada kesepakatan“Pembahasan ini masih akan dibahas secara khusus lagi dengan Menkeu dan Menneg BUMN besokPrinsipnya, kita setuju saja karena dari 10 deviden yang ada cukup signifikan alam memberikan kontribusi kepada negara,” kata dia.
Untuk itu, Rizal menyarankan, pmerintah perlu memilikikan kembali IPO sejumlah BUMN karena kondisi perekonomian dan bursa saham yang ada sekarang semakin tidak kondusif“Kita akan mendesak pemerintah untuk stop melakukan IPO sambil menunggu kondisi yang kondusifYang terpenting, pemerintah segera melakukan program restrukturisasi dalam rangka menyelamatkan BUMN sebagai asset bangsaKalau ada BUMN yang tidak mungkin berkembang dan hanya menjadi beban pemerintah,” ujar dia.(eyd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subsidi 60 Tahun, Penjualan Hanya 7 %
Redaktur : Tim Redaksi