jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus gaungkan keberadaan Jalur Rempah Nusantara kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Menurut Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Jalur Rempah merupakan sejarah yang tidak boleh tergerus oleh perkembangan zaman.
BACA JUGA: Hilmar: Jangan Sampai Sejarah Jalur Rempah Tenggelam oleh Zaman
"Kemendikbud targetkan tahun 2024, ingin mendominasikan jalur rempah menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO," kata Dirjen Hilmar dalam siaran persnya, Selasa (21/7).
Dikatakan, dalam dua tahun terakhir ini telah melakukan pendataan, riset, mengumpulkan temuan-temuan di lapangan mengenai sejarah dan mengumpulkan data.
BACA JUGA: Gus Nabil: Bangkitkan Kembali Jalur Rempah Nusantara dengan Semangat Baru
Harapannya agar program jalur rempah ini bukan hanya jadi sejarah masa lampau, tetapi juga untuk zaman sekarang.
"Masa pandemi COVID-19, kita harus meningkatkan daya tahan tubuh. Nah, rempah bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Saat ini rempah mulai dieksplorasi oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan untuk kepentingan riset," paparnya.
BACA JUGA: Erick Thohir: Hanya 10% Masih Bertahan, Sisanya Berat
Lebih lanjut dikatakan, potensi rempah yang dimiliki Indonesia saat ini punya kontribusi terhadap kesehatan global dan itu sudah dilakukan selama ratusan tahun.
Rempah-rempah punya khasnya bermacam macam digunakan baik di dalam makanan, pengobatan herbal.
"Negeri dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa akan tetap eksis. Tidak seperti tambang, semakin digali semakin habis. Kalau budaya semakin digali semakin banyak yang keluar. Jadi saya kira ini baik untuk masa depan Indonesia,” tandasnya
Sementara itu pelaksanaan Festival Kepulauan Rempah yang dibuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat (Halbar) tahun lalu, mulai dilirik Kemendikbud
Bupati Halbar Danny Missy memaparkan, Maluku Utara merupakan daerah yang memiliki kekayaan rempah seperti cengkih, pala, dan lada. Untuk mendukung potensi itu, pihaknya menggelar Festival Teluk Jailolo (FTJ) dalam merefleksi kembali jalur rempah.
"FTJ yang sudah mendunia ini merupakan festival kepulauan rempah yang mengangkat tentang potensi rempah di wilayah Halbar dan Festival 7 Suku (Rera Tumding) yang disponsori langsung Dirjen Kebudayaan," terangnya
Bupati Danny menambahkan, festival ini tujuannya untuk mengingatkan generasi muda akan sejarah rempah rempah dan dijadikan bagian dari potensi budaya.
”Dari berbagai kegiatan festival yang kami angkat, dengan sendirinya muncul permainan tradisional. Ada juga bahasa bahasa yang sudah hampir punah itu muncul lagi. Inilah yang harus kita kembangkan dalam mengulas kembali sejarah rempah dan ketersambungan budaya di Indonesia Timur,” jelasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad