Target Lifting Minyak 2009 Terancam Gagal

Senin, 08 September 2008 – 16:41 WIB
JAKARTA - Mayoritas anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPR RI kecewa dengan penjelasan soal lifting minyak dari Kontrak Production Sharing (KPS) yang diprediksi bakal menurun, sehingga target lifting minyak di APBN 2009 tidak akan terpenuhi.Demikian terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Panggar DPR dengan jajaran CEO PT Chevron Pacific Indonesia, Conoco Philips Indonesia, Medco Indonesia, dan PT Pertamina yang dipimpin oleh Wakil Ketua Panggar Suharso Monoarfa, di Gedung DPR/MPR RI, kawasan Senayan, Jakarta, Senin (8/9).

Beberapa anggota Panggar menilai bahwa KPS memang terkesan tidak berusaha secara maksimal untuk memenuhi target lifting seperti yang dipatok pemerintahBahkan, beberapa perusahaan asing, dinilai sengaja untuk tidak memenuhi target.“Kalau kita bandingkan Pertamina dengan perusahaan minyak asing, kelihatan ada sentimen dari perusahaan asing,”kata anggota Panggar Rama Pratama (FPKS) menyesalkan.Rama menegaskan, pemerintah harus memperhatikan kepentingan yang lebih besar, yakni sisi nasionalisme

BACA JUGA: PLN Tekan Pertumbuhan 2009

“Karena itu perusahaan asing jangan dikasih lagi sumur-sumur yang ada, berikan saja kepada Pertamina sehingga dapat mengejar target lifting yang diharapkan,” desak Rama lagi.

Ia menyarankan, perlu ada terobosan dari pemerintah terkait kepentingan energi nasional
“Departemen ESDM harus melakukan terobosan demi kepentingan nasional jangan korporasi asing,” tegasnya seraya menambahkan bahwa pemerintah harus menyelesaikan carut-marut industri perminyakan di tanah air.

Sementara Nuzirwan (F-PDIP) mengatakan, pemerintah dan BP Migasbelum bekerja sesuai harapan

BACA JUGA: KPK Sembunyikan Data Kekayaan Pejabat

“Terlihat tidak adanya road map mengenai lifting minyak,” ucapnya.Menurut dia, hal yang sama nanti akan terulang dalam menentukan lifting minyak pada APBN 2010
Ia menambahkan, hal ini merupakan persoalan substantif karena sumber utama negeri ini dari lifting minyak karena itu perlu ada pola yang jelas dan transparan.Theodorus J

BACA JUGA: Mardiyanto Masih Wait and See

Koekerits (F-PDIP) menambahkan, tidak masuk akal di saat harga minyak sedang naik para KPS justru menurunkan produksinya“Ini harus ada yang dievaluasi,” desaknya.Menurutnya, pemerintah bersama DPR harus memikirkan bersama bagaimana meningkatkan produksi minyak“Pemerintah harus memperhatikan para KPS ini,” katanya lagi.

Dalam RDP, PT Chevron Pacisif Indonesia (CPI) mengatakan produksi minyak Chevron diperkirakan sebesar 411 ribu barrel/hari, sementara target pemerintah untuk tahun 2008 mencapai 800 ribu barrel/hari.Kendala yang dihadapi antara lain kondisi cuaca yang memberikan dampak yang besar seperti listrik mati dan banjirLoss-nya bisa mencapai 100 ribu barrelDi sisi lain, perlu adanya koordinasi yang lebih baik dan konsisten dengan badan-badan pemerintah terkait soal lahan dan lingkunganSementara, Conoco Philips Indonesia hanya mampu memproduksi 78 ribu barrel/hari untuk tahun 2008.(eyd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syahrial Diperiksa KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler