Target Pertumbuhan Pajak Dinilai Sulit Terealisasi

Selasa, 31 Mei 2016 – 01:05 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Masa krusial sudah menunggu pasar domestik pada Juni-Agustus mendatang. Yakni pergeseran subsidi energi menjadi tax revenue (pendapatan). Dua kemungkinan bisa terjadi.

Kalau melewati fase itu dengan sukses, maka arah pasar modal menuju titik terang. Begitu pun sebaliknya. Analis Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menyebut kondisi tersebut merupakan  dampak risiko fiskal.

BACA JUGA: Daging Sapi Sulit Rp 80 Ribu per Kilogram

Serangkaian langkah pemerintah mendongkrak penerimaan negara akan menjadi perhatian market. Menjadi concern investor untuk melihat sejauh mana kekuatan fundamental ekonomi Indonesia.

Upaya pemerintah melalui kebijakan pengampunan pajak (Tax Amnesty) diharap rampung tahun ini. Melalui penerapan Tax Amnesty diharap akan mendongkrak pendapatan negara dari sektor pajak.

BACA JUGA: Ekspatriat Jadi Bidikan Utama

Dana-dana itu nanti akan disimpan pada sejumlah instrumen investasi semisal reksa dana. ”Kalau fundamental ekonomi tidak menentu akan berdampak pada belanja infrastruktur, pembangunan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi,” ucap Leo.

Target pertumbuhan pajak pemerintah 25 persen dinilai akan sulit untuk terealisasi. Sebab, sejatinya market tidak mengharap target muluk-muluk dari pemerintah. Justru investor hanya ingin melihat target lebih terukur dan realistis.

BACA JUGA: Ketahuilah, Hanya 5 Persen Pembeli Rumah Bayar Tunai

”Pemerintah punya peluang merevisi target penerimaan dan anggaran pemerintah,” tegas Leo. (far/jos/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sesuai UU, Bitcoin Dilarang di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler