JAKARTA--Di tengah persiapan Indonesia menjadi tuan rumah dan mengetuai pertemuan ke-6 Komite Antar-Pemerintah UNESCO untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda, di Bali 22-29 November 2011, pemerintah berharap Tarian Saman dari Gayo Lues dan daerah sekitarnya, Propinsi Nangroe Aceh Darusalam, dapat diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh didampingi Wamendikbud Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Rabu (16/11).
"Pemerintah sejak tahun 2010 mengusulkan Tari Saman itu masukKini tinggal tahap akhir penentuan
BACA JUGA: Pejabat Kemenakertrans Didakwa Terima Sogokan
Insya Allah dalam pertemuan di Bali, UNESCO akan memasukkannya sebagai bagian dari warisan budaya takbenda," katanya.Sebelumnya, warisan budaya Indonesia yang masuk dalam daftar representatif budaya takbenda warisan manusia di bawah Konvensi 2003 adalah Wayang, Keris, Batik, dan Angklung
BACA JUGA: Ampunan Untuk Tuti Kian Jauh
"Sebagai tuan rumah penyelenggaraan saya optimistis, Tari Saman akan masuk dalam daftar representativeWarisan budaya takbenda didefinisikan sebagai, segala praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan: serta alat-alat, benda (alamiah), artefak dan ruang-ruang budaya terkait lainnya yang diakui oleh berbagai komuniti, kelompok, dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai bagian warisan budaya mereka
BACA JUGA: Populasi Orangutan Tinggal 50 Ribu Ekor
Warisan ini diekspresikan dalam lima domain meliputi tradisi dan ekspresi lisan termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, dan kemahiran kerajinan tradisional.Wiendu menyampaikan, konvensi UNESCO yang akan diikuti oleh 600 peserta dari 187 negara ini, menyidangkan usulan warisan budaya takbenda dari seluruh duniaDitargetkan, usulan Indonesia yaitu Tari Saman akan lolos untuk ditetapkan pada 24 november pekan depan"Pengakuan UNESCO bukan tujuan akhir,"imbuhnya.
Setelah penetapan, lanjut Wiendu, harus ada perencanaan matang untuk melakukan konservasiKemudian, nilai-nilai yang dikandung oleh penetapan ini dapat ditransformasikan kepada generasi muda melalui pendidikan"Masyarakatnya juga harus semakin berkembang , maju, dan mendapatkan manfaat," lanjut Wiendu.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO Arief Rachman mengungkapkan, kriteria warisan budaya takbenda diantaranya dari aspek orisinalitas, keunikan, dan mempunyai nilai-nilai yang diterima duniaKriteria lainnya, warisan yang diusulkan juga harus mempunyai masyarakat dan memiliki program ke depan"UNESCO akan menilai kembali empat tahun kemudian sejak ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda," jelasnya.
Pada tahun depan, terang Arief, Pemerintah Indonesia kembali mengusulkan tiga karya untuk dicatatkan sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO yaitu tari tradisi Bali, kerajinan tangan Noken dari Papua, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai penciptaan ruang budaya untuk perlindungan, pengembangan, dan pendidikan warisan budaya(Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepakati Zona Bebas Nuklir ASEAN
Redaktur : Tim Redaksi