Tarian Kombinasi Budaya Nusantara Hebohkan ITB Berlin 2016

Minggu, 13 Maret 2016 – 14:50 WIB
Foto ilustrasi pertunjukan tarian dari penari Solo Dance Studio dalam sebuah acara. Foto: solodancestudio.org

jpnn.com - BERLIN – Kelompok Solo Dance Studio, Jawa Trail, yang tampil ekspresif dengan gaya tari yang rancak dan dinamis menghebohkan pengunjung di ITB Berlin 2016.

Mereka menyajikan empat jenis tari kreasi baru bertema Nusantara, yakni Tari Gondang Batak, Tari Tapak Sayap Berjapin, Tari Legong Kipas dan Tari Tregel Banyumasan. 

BACA JUGA: SIMAK, Ini Keunggulan Kartu Kredit Ketimbang Uang Tunai

Tarian digubah Eko Pece Supriyanto, dengan musik tradisional Gondang Tapanuli, kombinasi fluit dan gendang khas Batam, lalu ditabuh dengan ritme cepat.

Para penari dari keompok Solo Dance tersebut adalah Putri Pramesti, Wirastuti, Astri Kusuma, Danang Cahyo dan Hafid Ponx. Kelimanya menapak di atas panggung dengan gerakan khas wayang golek yang kaku-kaku lucu. Ratusan orang yang menyaksikan sambil merekam dengan kamera HP-nya senyum-senyum sendiri. 

BACA JUGA: Wow! Sipir Cantik, Sudah Terbiasa Ngadepi Napi Usil

Mereka terkadang ikut menggerakkan kepala, leher, pinggul, kaki dan tangannya. Mereka seperti terhipnotis untuk mengikuti sang penari yang semuanya lulusan S-2 ISI Surakarta, yang berpusat di Kampus Kentingan itu. 

“Tari Gondang Batak ini memang kolaborasi antara vokabuler tari tradisi Jawa dengan musik Batak. Ini tarian khusus selamat datang, di tampilkan biasanya di awal pertunjukan untuk memberi suasana ceria dan jenaka,” kata penari Putri Pramesti, yang lulus S-2 tahun 2014 itu. 

BACA JUGA: KPK Digugat ke PN Jakarta Selatan!

Tarian yang menggunakan kostum Jawa itu bersarung batik itu dipuji banyak orang, termasuk menjadi objek foto-foto bagi bule yang ikut terkagum-kagum. Tari itu pernah ditampilkan di program Indonesia Mencari Bakat tahun 2013, mengiringi Sandrina, si penari jaipong yang kecil itu. 

“Tari ini juga pernah ditampilkan di Dance Box Festival di Osaka Jepang, 2006. Durasinya sebenarnya bisa 9-10 menit, tapi di Berlin hanya dimainkan 5 menit saja,” tambah Danang, Asisten Dosen Koreografi ISI Solo itu. 

Beda lagi dengan tarian Tapak Sayap Berjapin Melayu, yang sama-sama ciptaan Eko Pece. Tari ini sangat Melayu, dengan musik yang khas. “Tarian ini pernah menjadi juara favourite di Festival Tari Tradisi Melayu 2009 di Palembang. Koreografernya saat itu Faturrahman Bin Said, orang Singapore. Kami mewakili Jawa Tengah,” jelas Putri yang jurusan Pengkajian Seni itu. 
 
Tapak Sayap juga pernah tampil di SIPA (Solo International Performing Art 2010) di Pura Mangkunegaran. Lalu ditampilkan lagi di Solo 24 Jam Non Stop Menari 2012. Tarian yang betul-betul baru ditampilkan di ITB Berlin ini adalah Legong Kipas, yang terinspirasi dari Tarian Legong dan Tari Baris. Sama-sama etnik Bali. “Kami sudah tampil saat press conference di ITB Berlin,” ujar Hafid Ponx, yang lahir hari pasaran Pon tanggal 10. 

Sedangkan Tari Tregel Banyumas, barudipertunjukkan pada Minggu (13/3) karena ramai pengunjung umum. Tarian ini lebih dinamis, lebih rancak, lebih ceria. Tarian berpasangan, muda-mudi, dan penuh atraktif. Tarian ini juga tergolong paling komunikatif. “Jadi nanti mengajak penonton untuk ikut menari,” sebut Astri Kusuma, istri Eko Pece yang juga ikut menari. 

Menpar Arief Yahya mengapresiasi tari-tarian anak-anak Kelompok Solo Dance itu. “Penampilannya oke, gerakannya gesit, kelihatan sekali mereka mempelajari filosofi menari. Semua jenis tariannya dibawakan dengan sangat menghibur dan penuh keceriaan,” kata Arief Yahya yang juga penggemar cerita wayang Jawa itu. (ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar dalam Bahaya Andai Munas Lewat Puasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler