Tarif Grab Terlalu Rendah, Bisa Mematikan Angkutan Lain

Jumat, 09 November 2018 – 11:36 WIB
GRAB. (Foto: Ist/Jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksana menyoroti terkait perang tarif ojek online yang kini masih terjadi.

Salah satu promo yang paling fantastis adalah penerapan ongkos Rp1 yang dilakukan oleh Grab.

BACA JUGA: Pelaku Order Fiktif Ojek Online Hanya Belajar dari YouTube

"Penerapan harga terlalu rendah dan promo yang terlalu banyak ini jelas upaya predatory pricing. Bisa mematikan angkutan alternatif lain," kata Igun, Kamis (8/11) kemarin.

Igun menilai penerapan harga terlalu rendah dari salah satu aplikator, dalam hal ini Grab, membuat iklim bisnis menjadi tidak sehat. Pengenaan ongkos terlalu murah untuk konsumen akan memicu perang tarif, yang akhirnya lebih banyak merugikan mitra pengemudi.

BACA JUGA: Bongkar Pabrik Liquid Vape Narkoba, Polisi Tangkap 11 Orang

"Perang tarif bisa membuat tarif terus menukik lebih tajam. Akhirnya yang dikorbankan adalah pengemudi, karena dipaksa kerja lebih ekstra," tutur Igun.

Pasalnya selama ini mitra pengemudi Grab Bike terpaksa harus menempuh kilometer lebih jauh dan jam kerja lebih lama untuk mendapatkan penghasilan harian yang memadai. Akibatnya, berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, keselamatan, dan keamanan para mitra pengemudi.

BACA JUGA: Pengamat Nilai Skema Bisnis Go-Jek Lebih Matang

"Faktor ini menyebabkan tingginya kemungkinan kecelakaan karena kelelahan. Dan akhirnya juga berdampak pada pengguna," kata dia.

Sementara pengamat transportasi dari ICT Institute, Heri Sutadi, sependapat dengan pernyataan Igun. Menurutnya, mitra pengemudi akan merasa dieksploitasi dengan penerapan harga yang terlampau murah.

Heru juga melihat adanya hubungan tak saling menguntungkan antara aplikator yang menerapkan promo fantastis dengan mitra pengemudinya. Salah satu contohnya adalah ketika aplikator mendapat pendanaan besar, tapi ini tidak menetes ke pengemudinya.

“Pengemudi kan juga manusia. Jadi, aspek-aspek ekonomi dan pendapatan perlu perhatian serius. Malah aplikatornya sibuk memberikan promo untuk konsumen, padahal tulang punggung mereka ini kan pengemudinya," ujar dia.

Sebelumnya, para mitra pengemudi Grab sempat melakukan demonstrasi di depan kantor Grab Indonesia, di Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mereka menuntut soal skema penarifan, transparansi perjanjian kemitraan, serta aturan suspensi pengemudi kepada perusahaan penyedia layanan transportasi online berbasis aplikasi asal Malaysia tersebut.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Ingin Bikin Ojol Tandingan, Ini Kata Gojek


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler