jpnn.com - Kejadian tewasnya junior di tangan senior Akademi Kepolisian (Akpol) tidak cukup ditangani sebatas menuntut pertanggungjawaban individu per individu.
Menurut Psikolog Forenzik Reza Indragiri Amriel, tidak tepat bila akhirnya Polri menuntaskan masalah dengan hanya menindak oknum.
BACA JUGA: Petaka Taruna Akpol Tewas Bukti Gagalnya Proses Implementasi Revolusi Mental
"Kekerasan di lingkungan kepolisian harus dianggap sebagai subkultur menyimpang yang hanya tepat bila ditangani secara sistemik, utamanya oleh divisi SDM dan divisi Lemdiklat," kata Reza dalam pesan singkatnya, Sabtu (20/5).
Dari divisi SDM, lanjutnya, proses seleksi dan perekrutan personel baru harus bisa menyaring kandidat dengan tendensi kekerasan minimal yang bisa masuk lembaga kepolisian.
BACA JUGA: Ini Hasil Autopsi Taruna yang Tewas Dianiaya
Sedangkan Lemdiklat, tendensi kekerasan terjadi karena tugas utama polisi adalah melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Baru kemudian disusul penegakan hukum.
"Karena kepolisian merupakan matra penting dalam demokrasi, maka kurikulum Lemdiklat harus memberi penekanan pada kesantunan (civility) dan penghargaan terhadap hak azasi manusia," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Senior Hajar Junior, DPR Khawatirkan Anaknya di Akpol
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Taruna Senior Penganiaya Adam Harus Dipidana
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad