Dalam acara Festival Sate Indonesia yang digelar di balai kota Box Hill, hari Minggu (8/05), Tasia dan Gracia menjadi salah satu bintang tamu yang ditunggu-tunggu. Keduanya adalah pemenang kompetisi memasak di televisi Australia, My Kitchen Rules, yang lahir di Indonesia. 

Acara Festival Sate Indonesia adalah acara tahunan yang digelar di hari Minggu kedua di bulan Mei.

BACA JUGA: Menkeu Bambang: Indonesia Perlu Lebih Banyak Wirausaha Kreatif

Selain bertujuan untuk memperkenalkan makanan dan tarian Indonesia, acara ini juga menjadi kesempatan bagi warga Indonesia di negara bagian yang kangen atau sudah lama tidak mencicipi makanan dan jajanan khas Indonesia.

Yang berbeda di tahun ini adalah kedatangan Tasia dan Gracia, dua saudara kandung yang lahir di Jakarta, dan baru saja memenangkan acara My Kitchen Rules. Acara kompetisi memasak ini menjadi salah satu acara dengan rating tertinggi di Australia.

BACA JUGA: Australia akan Gelar Pemilu 2 Juli Mendatang

Tasia Seger, 26 tahun, dan Gracia Seger, 25 tahun, disambut meriah oleh ratusan penggemarnya yang telah menunggu di Festival Sate Indonesia. 

Berikut kutipan obrolan bersama Tasia dan Gracia kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.

BACA JUGA: Kebun Binatang Perth Kembali akan Lepasliarkan Orangutan di Indonesia

Berapa banyak jenis makanan yang dimasak untuk satu musim penuh My Kitchen Rules?

Tasia: Sepertinya ratusan porsi, karena untuk final saja kita memasak sampai puluhan porsi. Dalam satu musim kira-kira kita memasak 30 jenis masakan Indonesia, jadi kita harus melihat banyak resep-resep masakan Indonesia. Kenapa masakan Indonesia, karena kita dibesarkan dengan masakan Indonesia dan ibu saya sudah mengenalkan masakan Indonesia sejak kecil.

Sebelum di Melbourne, kalian juga pernah tinggal Jakarta, Darwin, dan India, bagaimana ceritanya?

Tasia: Saya dan Gracia lahir Jakarta. Ibu saya turunan Arab dan Cina. Kemudian kami pindah ke Darwin saat saya berusia 9 tahun, kemudian pindah ke India kurang lebih 6 tahunan. Dan sekarang sudah di Melbourne selama hampir 10 tahun.

Jadi ada pengaruh India juga dalam masakan Anda?

Gracia: Ya, masakan India juga mempengaruhi masakan kami, dari rasa dan bumbunya. Termasuk menggunakan corriander [daun ketumbar]. Awalnya saya tidak

Dengan pengaruh masakan India dan Indonesia, yang keduanya dikenal pedas atau banyak bumbu, apakah saat memasak untuk para juri Anda mengurangi pedasnya?

Gracia: Awalnya kita memang mengurangi bumbunya, agar tidak terlalu pedas. Tapi kemudian juri mengatakan untuk membuat masakan yang benar-benar seperti aslinya. Lalu kita membuat masakan seperti seharusnya, kemudian juri pun senang.

Hari ini tanggal 8 Mei Australia memperingati Hari Ibu. Apa arti ibu bagi kalian berdua?

Tasia: Ibu adalah segalanya. Ia membesarkan saya dan Gracia agar bisa kuat dan mandiri. Kita sudah bekerja sejak kecil, saya sendiri sudah bekerja sejak usia 16 tahun, kerja part-time. Ibu telah mempengaruhi saya untuk memiliki kepribadian yang kuat.

Gracia: Ibu memiliki banyak sekali artinya bagi hidup saya. Bagi saya, ia adalah role model' [panutan] bagi saya. Sosok yang sangat menginspirasi. Ia mengajarkan saya memasak, terutama masakan Indonesia. Masakan yang pertama kali kita buat adalah nasi goreng, waktu kami di Darwin.

Setelah kalian memenangkan kompetisi memasak di televisi, ada yang berubah dalam kehidupan sehari-hari?

Gracia: Sekarang orang-orang lebih mengenali kita ketika saat berada di jalanan, Kita harus lebih terlihat presentable [berpakaian agar layak tampil di depan umum]. Tapi yang paling aneh sebenarnya pernah ada yang datang ke rumah. Ia mengaku kalau tersesat, tapi sambil tersenyum-senyum. Sepertinya ia tahu rumah kami dari TV.

Lantas, ada rencana membuka restoran?

Tasia: Ya, tapi sekarang kita sedang fokus untuk membuat saos dulu. Mungkin kita akan meluncurkan saos bulan depan. Setelah itu kita membutuhkan banyak riset sebelum membuka restoran.

Kalau kalian memasak rendang, berapa cabai yang dimasukkan?

Tasia: Sekitar 30 sampai 40 cabai, tapi karena cabai di Australia rasanya kurang pedas.

Apa yang menjadi signature dish [masakah yang paling dijagokan] kalian?

Gracia: Masakan [ikan jenis] barramundi dengan salad apel hijau.

Kalau sedang berada di dapur, siapa yang lebih serius?

Gracia: Tasia suka menyalakan radio atau mendengarkan lagu-lagu sambil menyanyi. Sementara saya lebih serius dan fokus, saya suka menyuruh Tasia untuk mematikan radionya.

Menurut kalian, siapa yang paling jago memasak diantara kalian berdua?

Tasia: Kami berdua memiliki kelebihan masing-masing. Gracia senang membuat saos, sementara saya suka membuat dessert [hidangan pencuci mulut].

Apakah kalian memilih untuk terus tinggal di Australia atau kembali ke Indonesia?

Tasia: Sayangnya saya memilih untuk tetap tinggal di Australia, karena semua keluarga saya tinggal disini. Dan tentunya bisa berkesempatan ketemu banyak warga Indonesia seperti yang ada disini [pengunjung Festival Sate Indonesia].

BACA ARTIKEL LAINNYA... UNHCR Minta Australia Pindahkan Pengungsi dari Pulau Manus dan Nauru

Berita Terkait