Taufik Arifiyanto, Anak Guru SD yang Samai Rekor SBY

Biayai Sekolah dengan Jual Barang Berharga di Rumah

Kamis, 18 Desember 2008 – 08:50 WIB

Taufik Arifiyanto patut berbanggaSelain dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akmil 2008, dia kemarin bisa menyamai rekor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah bertahan 35 tahun

BACA JUGA: Ligaya Ita Tumbelaka, 16 Tahun Merunut Silsilah Harimau Sumatera

Yakni, meraih dua penghargaan sekaligus: Adimakayasa dan Trisakti Wiratama


Laporan JOKO SUROSO, Magelang


UPACARA prasetya perwira (praspa) TNI dan pelantikan perwira TNI-Polri 2008 di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akmil, Magelang, kemarin (17/12) merupakan momen yang tak akan pernah dilupakan Taufik Arifiyanto

BACA JUGA: Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (2-Habis)

Sebagai lulusan terbaik, pangkat letnan dua (letda) TNI disematkan langsung oleh SBY yang juga seniornya di Akademi Militer (Akmil) ke pundaknya.

Meski berdiri tegap layaknya seorang perwira saat SBY memasang pangkat ke pundak Taufik, namun tetap saja alumnus SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, itu tampak menahan haru
Sebab, sejak SBY lulus di akademi yang sama pada 1973, baru Taufik yang bisa menyamai prestasinya

BACA JUGA: Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (1)

Yakni, penghargaan Adimakayasa dan Trisakti Wiratama yang menjadi dambaan semua taruna di sana.

Untuk meraih prestasi itu, memang tidak mudahTaufik harus berjuang keras mengungguli 319 taruna Angkatan Darat (AD) lainNamun, dengan merendah, dia menganggap prestasi itu adalah pemacu semangat sebelum mengabdi sebagai prajurit negara’’Semua yang saya raih saat ini saya ambil sisi positifnya untuk menjadi pelecut semangat dalam bertugas,’’ kata Taufik didampingi kedua orang tua, Haryanto dan Ngadinah, seusai mengikuti praspa.

Pria kelahiran Banyudono, Kabupaten Boyolali, 25 Januari 1987, tersebut mengaku tertarik pada dunia militer sejak kecilHal itu diinspirasi oleh kesenangannya menonton film-film perang zaman perjuanganKarena itu, setelah lulus SD dan SMP di kampung halamannnya, Taufik mendaftar ke SMA Taruna Nusantara, sekolah ’’elite’’ dengan disiplin tinggi.

Lahir sebagai anak desa dari ayah yang guru SD dan ibu pedagang pakaian, Taufik tidak pernah minder saat menjalani pendidikan di SMA yang pendiriannya digagas mantan Menhankam/Pangab Jenderal L.BMoerdani tersebut’’Selama belajar di SMA Taruna Nusantara, kami mulai model kedisiplinan militerItulah yang menguatkan tekad saya untuk melanjutkan ke Akmil,’’ jelasnya.

Meski terbiasa hidup disiplin selama tiga tahun di SMA Taruna, Taufik mengaku kewalahan menghadapi masa-masa awal sebagai taruna AkmilGemblengan serta pendidikan yang diberikan lebih berat dibanding sewaktu di SMANamun, dia tidak mau kalahBerbagai tantangan serta rintangan terus dihadapi
Ketika ditanya tentang cita-citanya, pria yang mempunyai hobi lari itu mengaku sejak kecil bercita-cita menjadi presiden’’Memang saya tertarik masuk dunia militer, yakni menjadi anggota TNITapi, cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi presiden,’’ ungkapnya polos.

Cita-cita Taufik itu tidaklah berlebihanSepanjang sejarah TNI dan Polri, taruna yang berhasil meraih penghargaan Adimakayasa berkarir cemerlangDari TNI-AD, terdapat nama Presiden SBY dan KSAD Jenderal Agustadi SPurnomoDari Polri ada mantan Kapolri Jenderal (pur) Sutanto.  Apalagi, Taufik berhasil meraih dua penghargaan terbaik sekaligus seperti halnya SBYHanya, apakah Taufik juga bisa menyamai prestasi SBY menjadi presiden Indonesia, sejarah yang akan mencatat.

Haryanto, 45, ayah Taufik, amat bersyukur atas prestasi anak pertamanya tersebutDia mengaku, saat kecil, anaknya tersebut bercita-cita menjadi presidenDidukung prestasi yang diraih selama SD dan SMA, Haryanto merestui Taufik melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara dan Akmil’’Di Akmil, ternyata anak saya kembali meraih prestasi membanggakanIni wajib disyukuri,’’ ujarnya.

Sebagai guru SD di Banyudono, Boyolali, keputusan anaknya untuk masuk SMA Taruna Nusantara itu sebetulnya di luar kemampuan keuangannyaNamun, demi pendidikan sang anak, Haryanto rela berutang kepada sejumlah famili dan teman

Keluarga itu benar-benar harus hidup prihatinMaklum, penghasilan Haryanto sebagai guru tidak cukup untuk membiayai pendidikan ketiga anaknyaKarena itu, sang istri, Ngadinah, 46, membantu dengan usaha kecil-kecilan seperti berdagang pakaian.  ’’Memang harus tutup lubang gali lubang untuk pendidikan anak kamiSelain membiayai pendidikan Taufik, kami harus membiayai pendidikan dua adiknya,’’ ungkapnya.

Haryanto bersyukur istri dan anak-anaknya mau diajak tinggal di rumah kontrakan yang sederhanaSebab, barang-barang berharga yang dimiliki sudah ludes dijual untuk menutup sejumlah utang.

Namun, pria berkumis itu mengaku, saat melihat anaknya meraih prestasi terbaik di Akmil serta mendapat kehormatan khusus dari presiden, dirinya merasa utang-utang itu telah terbayar’’Saya terus berdoa agar anak saya Taufik bisa terus menjalani tugasnya dengan baikSemoga cita-citanya tercapai,’’ katanya. (el)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Ratusan Juta Menguap, Perorangan Korban Investasi Pertanyakan Nasib


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler