jpnn.com - BENGKULU - Kepala Rutan Malabero, Siti Maryam, membeber kronologis kerusuhan dan pembakaran rutan pada Jumat (25/3) malam. Dikatakan, kejadian berawal saat dirinya mendapat telepon dari BNNP Bengkulu.
“Saat itu katanya mau ke Rutan, mau ambil tahanan bernama Edison Irawan alias Aceng, yang menempati kamar 4 A (Blok A,red),” ujar Maryam.
BACA JUGA: Kekerasan Seksual Masih Dominasi Kasus Kejahatan Pada Anak
Selanjutnya, Maryam pun bersama seorang Kepala Pengamanan Rutan (KPR) dan empat anggota jaga membuat strategi. “Kami atur strategi agar saat mengambil Aceng tidak terjadi kericuhan,” lanjut Maryam.
Saat anggota BNNP dan Dit Narkoba Polda Bengkulu tiba, mereka disuruh menunggu di dalam rutan. Sementara KPR bersama seorang anggota jaga yang memegang kunci, langsung menuju ke kamar 4 A.
BACA JUGA: Sepekan, Ciamis Diserang Lima Bencana
Setelah dipastikan Aceng berada di dalam tahanan, akhirnya petugas memberikan kode untuk masuk ke dalam blok tahanan.
“Kami bersama BNNP dan Dit Narkoba Polda masuk ke dalam blok, ke kamar 4 A,” lanjut Maryam.
BACA JUGA: Aceng Dijemput, Rutan Membara
Saat rombongan ini masuk dan menghampiri kamar 4 A, teriakan dari para tahanan mulai terdengar.
“Mereka meminta agar Aceng tidak dibawa, namun kami bergegas membawa Aceng keluar dari kamarnya, dan kembali mengunci pintu sel,” lanjut Maryam. Saat itu suara teriakan tahanan semakin kencang.
Tidak hanya suara teriakan, bahkan tahanan mulai berusaha mendobrak pintu kamar tahanan. Melihat gelagat tidak baik itu, Maryam bersama rombongan bergegas keluar dari area blok.
Hingga sampai di ruang pemeriksaan tamu, suara gaduh semakin keras terdengar disertai teriakan yang mencekam. Saat itu, petugas jaga melapor ke Maryam, bahwa pintu kamar 4A sudah berhasil dijebol tahanan.
Melihat kamar tahanan sudah dijebol, akhirnya BNNP, anggota Dit Narkoba Polda, dan Kepala Rutan beserta anggotanya bergegas keluar dari Rutan dan mengunci pintu dari luar. Sementara teriakan dan langkah kaki tahanan terdengar kian dekat.
“Saat itu sudah ada yang naik ke lantai dua ruang administrasi, tapi mereka tidak bisa keluar karena sudah kami tutup pintu utama,” ujarya.
Selang beberapa menit kemudian, beberapa anggota Buser Polres Bengkulu, bersama Kapolres Bengkulu bersenjatakan lengkap, tiba di rutan.
Mereka pun langsung melepaskan beberapa kali tembakan ke udara, dan meminta seluruh tahanan untuk turun dan masuk lagi ke dalam rutan. Sepuluh menit kemudian, 1 truk anggota Polres Bengkulu tiba di Rutan dan mulai mengepung sekitar Rutan, agar tidak ada tahanan yang melarikan diri.
Saat proses pengepungan dilakukan, sembari menunggu bala bantuan lainnya, tiba-tiba muncul titik api dari blok A, yang membuat beberapa polisi kaget. Api dengan cepat tiba-tiba membesar dan melahap bangunan blok A yang berjumlah 17 kamar.
Hal itu membuat tahanan di kamar lainnya menjadi kaget dan panik dengan munculnya api tersebut. Mereka pun akhirnya berusaha membuka paksa pintu kamar tahanan bersama-sama.
Usaha itu berhasil, namun nahas bagi penghuni kamar nomor 7 yang berisikan lima tahanan. Mereka tidak mampu menjebol pintu jeruji besi tersebut.
Sementara kobaran api semakin membesar dan melahap seluruh bangunan Blok A, yang membuat kelima penghuni kamar 7 semakin panik. Kelimanya yakni, Medi Satria , Agung Nugraha, Heru Billiantoro, Agus Purwanto, dan Endra Novianto. (fiz/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menakjubkan! Kakek 12 Cucu, Kayuh Sepeda Lintasi 229 Kota
Redaktur : Tim Redaksi