Simak! Ini Warning Kapolri untuk Para Kapolda Terkait Karhutla

Minggu, 06 Agustus 2017 – 03:48 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAMBI - Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mewarning setiap Kapolda yang wilayahnya rawan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan.

Dipastikan, jika terjadi kebakaran dan tidak mampu diatasi akan dievaluasi. Bisa berujung ke pergantian.

BACA JUGA: Satu Nama Capanwas Terancam Dicoret

Menurut Jenderal Tito, ini merupakan pesan Presiden, Joko Widodo. Tidak hanya Kapolda, bahkan peringatan ini berlaku untuk Panglima Kodam, Komandan Korem, hingga ke Komandan Kodim dan Kapolres.

"Ini perintah dari Presiden. Jika ada terjadi kebakaran, tidak mampu memadamkan, para kepala satuan TNI dan Polri akan dievaluasi," ujar jenderal polisi bintang empat ini, saat kunjungan kerja di Mapolda Jambi, kemarin (5/8).

BACA JUGA: Habis Diajak Makan, Remaja Ini Diperkosa, Harta Bendanya Juga Ikut Dikuras

Kata Dia, ini sudah berlaku sejak 2015. Oleh karena itu, TNI dan Polri diminta menjadi ujung tombak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Dalam konfrensi persnya itu, Tito menyebutkan, 2015 terjadi gejala elnino. Dimana curah hujan di Indonesia relatif rendah. 2016 terjadi Lanina.

BACA JUGA: Desa Air Hitam Laut Diserang Wabah Diare, Korban Capai Puluhan Orang

Dimana uap air berkumpul di Indonesia, sehingga lebih banyak curah hujan. 2017 ini, dari BMKG diperkirakan mulai Juli hingga September akan terjadi kemarau.

"Karena itu pemerintah sudah mengantisipasi melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan secara bersama," jelasnya.

"Mulai dari Polri, TNI, Pemda, Kehutanan dan instansi terkait termasuk swasta. Kuncinya adalah pencegahan," timpal alumni Akpol 1987 ini.

Kunci dari penanganan Karhutla ini adalah pencegahan. Yang paling utama melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah bisa mengeluarkan status siaga sebelum kebakaran.

Prinsipnya, begitu ada titik api cepat untuk dipadamkan. Bagi perusahaan yang membuat terjadinya kebakaran bisa ditindak. "Orangnya, hingga Direktur Utamanya," tegas Kapolri.

Selain itu, Kapolri menyebutkan, Jambi termasuk daerah yang tingkat kerawanannya rendah. Provinsi Jambi relatif aman. Meskipun ada lahan, tambang, tapi yang terutama sekali kondisi keamanan. Jika terjadi kekacauan. Masyarakat takut dan aktivitas terganggu.

Kondisi kondusif ini menjadi modal penting supaya pembangunan bisa berjalan, pemerintah bisa melaksanakan programnya. Investor bisa masuk.

"Saya selaku kepala kepolisian Indonesia mengajak masyarakat Jambi untuk bersyukur dengan situasi keamanan yang relatif aman. Harus dikelola secara bersama, TNI dan Polri serta Tokoh Masyarakat. Jangan sampai terjadi lagi seperti Tabir," tandasnya.

Saat di Jambi, kapolri juga menyaksikan pemusnahan ratusan pucuk senjata api rakitan yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat. Pemusnahan dilakukan oleh anggota Brimobda Jambi.

Pemusnahan dilakukan dengan cara dipotong menggunakan gerinda mesin. Sebelum dimusnahkan, Senpi terlebih dahulu diperiksa apakah ada amunisinya atau tidak.

Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Kuswahyudi Tresnadi mengatakan, senjata api rakitan ini diserahkan masyarakat sejak 6 bulan terakhir. Jumlah senpi yang dimusnahkan yakni 465 pucuk senjata api. 440 laras panjang dan 25 laras pendek. Senjata api diserahkan di seluruh Polres jajaran Polda Jambi melalui himbauan.

"Jadi, ini bentuk kesadaran dari masyarakat. Patut untuk diapresiasi," tegasnya.

Sejauh ini, sudah 369 hektar lahan yang terbakar. Kebarakan terbanyak terdapat di areal perusahaan sekitar 300 ha. Dansatgas Karhutla Jambi, Refrizal mengatakan, sudah tiga orang yang ditangkap dan diproses. Kebarakan di areal PT ABT juga akan diproses dan tidak akan tebang pilih dalam penindakan. “Itu sedang diproses,” akunya.

Dia juga menghimbau kepada seluruh perusahaan perkebunan untuk taat pada aturan. Jika tidak, pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan membawa ke jalur hukum melalui aparat kepolisian. Instruksi tembak di tempat akan diberlakukan bagi pelaku yang ketahuan membakar lahan. Pelaku dianggap tidak memikirkan orang lain dan tidak mematuhi aturan-aturan yang telah buat.

“Tembak di tempat, tapi, melalui prosedur yang benar,” tegasnya lagi.

Jika kedepan semakin banyak titik api, maka, pihaknya akan minta bantuan lagi ke BNPB satu helikopter lagi. Helikopter itu nantinya akan standby di area bukit 30 untuk memadamkan api di lokasi-lokasi sekitarnya.

“Di area bukit 30 itu sudah ada yang terbakar, dugaan kita ada yang merambah atau memang terbakar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Nurahngesti mengatakan, ada 6 titik api yang terdeteksi oleh satelit dengan tingkat kepercayaan 53 hingga 74 persen terjadi kebakaran. Dari 6 titik itu, 1 titik terpantau di Kabupaten Bungo, Kecamatan Bhatin Babeko.

Kemudian 1 titik di Merangin, Kecamatan Siau. Kemudian 1 titik di Kabupan Sarolangun di Kecamatan Batang Asai. Kemudian, 1 titik terpantau di Kabupaten Tanjab Barat, di Kecamatan Pengabuhan dan 2 titik terakhir terantau di Kabupaten Tanjab Timur tepatnya di Kecamatan Berbak.

“Pemantauan terus dilakukan, dan koodinasi sebagai langkah penanganan,” singkatnya.(pds/nur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Cara Mencegah Kebakaran Hutan Versi Akademisi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler