jpnn.com, BOGOR - Kapolri Jenderal Listiyo Sigit Prabowo mendapat dua jempol atas penanganan kasus Brigadir J.
Apresiasi itu disampaikan oleh Agung Alamsyah Pardillah, koordinator Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK) yang menggelar aksi damai mengusut tuntas kasus tersebut.
BACA JUGA: Mengutip Bung Karno, Habib Aboe Berharap Besar kepada Kapolri soal Ferdy Sambo
Pria yang juga Ketua keluarga mahasiswa Banten (KMB) Bogor ini menilai Jenderal Sigit mampu membuka kasus secara transparan, terbuka, dan berkeadilan tak pandang bulu sebagai bentuk implementasi dari jargon Polri Presisi.
Namun, dikatakan Agung, masih ada PR yang harus dituntaskan Polri, yakni membongkar motif pembunuhan Brigadir J, agar tidak beredar banyak spekulasi liar yang menyesatkan.
BACA JUGA: 3 Catatan PBHI soal Kasus Brigadir J, Cermati Poin Terakhir, Kapolri Perlu Tahu
Hal ini menjadi penting untuk menjaga akuntabilitas yang didengungkan Polri. Selain itu, sebagai pembelajaran publik agar kejadian serupa tak terulang.
Aksi damai mahasiswa mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap kasus kematian Brigadir J. Foto: dok. KMB
BACA JUGA: Reputasi Polri Terancam, Kapolri Harus Segera Buka Motif Sambo
Menurutnya, penetapan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka dan dilakukan evaluasi menyeluruh di tubuh Polri, menggambarkan bahwa Kapolri tidak main-main.
"Artinya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit dapat diandalkan," ujar Agung.
Agung melanjutkan, harus ada punishment dari Kapolri yang lebih memberikan efek jera dalam tubuh korps bhayangkara tersebut terhadap jejaring FS.
"Hal itu agar paradigma Polri terus baik dan dampaknya pada pelayanan yang terus prima kepada masyarakat," tutur Agung.
Dia juga meminta Kapolri jangan ragu atau takut memberantas mafia maupun oknum nakal di internal Polri.
Presiden Joko Widodo juga telah memberikan sinyal kuat agar Polri mengembil langkah tegas dan profesional.
"Mahasiswa pun berada di belakang Kapolri untuk berbenah menuju Polri yang lebih baik," beber Agung. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Aristo Setiawan