Tegaskan Tak Ada Petinggi Golkar Perintahkan Suap demi Karwo

Selasa, 21 Januari 2014 – 01:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Zainudin Amali membenarkan pernah melakukan percakapan dengan Akil Mochtar yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Percakapan itu dilakukan melalui BlackBerry Messenger.

Namun demikian, Amali membantah ada arahan dari Akil terkait sengketa penanganan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur. "Biasalah, kayak kita lagi becanda-becanda begitu," katanya di KPK, Jakarta, Senin (20/1).

BACA JUGA: Berencana Mengebom Dolly, Dua Teroris Dibekuk

Meski begitu, Amali tidak memungkiri bahwa ada permintaan Rp 10 miliar dari Akil agar pasangan terpilih Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) bisa dikukuhkan sebagai pemenang. "Kan teman-teman sudah terima BBM-nya. Jangan tanya lagi," ujarnya.

Amali juga membantah bahwa Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham dan Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto mengurus sengketa Pilkada Jatim. "Oh, enggak ada," ucapnya.

BACA JUGA: Banjir di DKI Tak Terlalu Berpengaruh pada Elektabilitas Jokowi

Lebih lanjut Amali mengatakan, Golkar tidak berupaya untuk mengamankan kemenangan Soekarwo. Sebab, partai pimpinan Aburizal Bakrie itu meyakini KarSa memang memenangi Pilkada Jatim secara fair.


Karenanya Amali menampik dugaan bahwa dirinya berencana mengantarkan duit Rp 10 miliar itu ke rumah dinas Akil di Widya Candra, Jakarta. "Oh tidak ada. Tidak ada negosiasi," tandasnya.

BACA JUGA: KPK Bandingkan Pendapatan Resmi dengan Kekayaan Akil

Berdasarkan sumber di lingkungan KPK, Akil dalam komunikasi BBM dengan Amali tanpa tendeng aling-aling meminta uang Rp 10 miliar agar kemenangan KarSa dalam Pilgub Jatim tidak dibatalkan oleh MK. "Saat itu Zainudin Amali hanya menjawab: 'oke'. Juga siap bertemu dengan Akil di rumah dinas Akil di Widya Candra, Jakarta," kata sumber itu.

Namun, hingga Akil ditangkap KPK pada 2 Oktober 2013 pukul 21.00 WIB, Amali tidak pernah muncul. Dalam berkas acara, Amali mengatakan bahwa pihaknya sempat mengonfirmasikan permintaan Akil kepada Soekarwo.

Di sisi lain, Soekarwo membenarkan bahwa dirinya bertemu dengan Amali. "Saat itu Pak ZA (Zainudin Amali) bilang bahwa situasinya gawat seperti itu," katanya. Soekarwo mengaku bingung dengan situasi gawat itu.

Rupanya, yang dimaksud gawat adalah ancaman Akil yang meminta Rp 10 miliar atau pasangan KarSa dikalahkan. Begitu tahu maksudnya, Soekarwo langsung menolaknya.

"Saya tetap optimis menang. Karena memang tidak ada kecurangan yang kami lakukan. Sejak awal, kami sudah menggariskan ke tim sukses bahwa semua kampanye yang dilakukan harus sesuai dengan aturan. Tidak boleh melanggar hukum," paparnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Abdul Karim Terima Duit USD 17 Ribu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler