jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk memperbanyak pelayaran pengangkutan barang, selain penumpang. Hal itu guna mempercepat distribusi barang agar membantu mengurangi biaya logistik yang kerap melambung.
Terlebih saat ini pengangkutan penumpang lebih dominan ketimbang pengangkutan barang, dengan porsi 90 persen penumpang dan 10 persen barang.
BACA JUGA: Rusdi Kirana Ingin Bawa Bos Airbus dan ATR Bertemu Jokowi
"Saat ini di jalur Pantura, bebannya sangat berlebih, di sisi lain ada moda laut. Ini tantangan untuk Pelni, bagaimana agar sejalan dengan konsep maritim dan Pelni bisa menjadi tulang punggung tol laut," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Soegihardjo dalam siaran persnya, Minggu (30/11).
Bahkan saat ini Pelni hanya memiliki tiga kapal barang, satu kapal roro dan 25 kapal penumpang. Untuk mengatasi ketimbangan tersebut, menurutnya Pelni bisa secara bertahap menyeimbangi porsi kapal penumpang yang sudah banyak. Sementara, agar pengusaha mau melalui jalur kapal untuk pengiriman barang, perseroan bisa menyesuaikan atau membebaskan tarif bongkar muat peti kemas di pelabuhan.
BACA JUGA: Empat Dirut BUMN Kosong, PT Semen Terlama tak Berpenghuni
"Agar pengadaan kapal berjalan cepat, maka harus ada insentif yang bisa mengalihkan pengusaha yang awalnya memanfaatkan moda darat ke laut dengan 'short sea shipping' atau pengiriman barang jarak dekat atau satu pulau," serunya.
Sugihardjo mengatakan upaya pihaknya meminta Pelni memperbanyak angkutan barang juga untuk mendukung konsep tol laut, yang harus dijamin pengadaan kapalnya, baik oleh BUMN maupun swasta.
BACA JUGA: Subsidi BBM Dicabut, Omzet SPBU Asing Meningkat
"Untuk lintas komersial bisa dilakukan oleh pihak swasta, namun untuk lintas perintis harus dijamin oleh Pelni," kata dia. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangkatan Dirut Pertamina Baru Terkesan Dipaksakan
Redaktur : Tim Redaksi