Tekan Harga Beras, Pemerintah Diminta Optimalkan Operasi Pasar

Senin, 15 Agustus 2011 – 22:09 WIB

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV, E Herman Khaeron meminta kepada pemerintah untuk mengoptimalkan operasi pasarPasalnya, kenaikan harga beras sudah mencapai 40 persen dari harga normal

BACA JUGA: BPH Migas Temukan SPBU Nakal di Palembang



Menurut Herman, kenaikan harga beras 40 persen ini sudah tidak bisa diterima
Sebab, kenaikan harga beras pada saat momentum lebaran sudah melebihi angka toleransi 10 persen

BACA JUGA: Belum Ada Permohonan Izin Proyek Kereta di Kalteng



"Angka toleransi kenaikan itu hanya 10 persen kalau ada momentum seperti lebaran," kata Herman kepada wartawan di sela-sela acara buka puasa bersama di Kompleks Rumah Jabatan Anggota DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (15/8)


Ketua DPP Partai Demokrat bidang kehutanan ini mencontohkan kenaikan harga daging kambing yang sebelumnya Rp 55 ribu per kilonya

BACA JUGA: Audit BPK Temukan Bukti Adanya Mafia BBM di PLN

"Tapi kalau sudah diatas Rp 75 ribu per kilogram itu sudah dianggap abnormalMedia juga kita minta ikut memantau karena kaki dan tangan kita juga terbatas" katanya

Herman menjelaskan, kenaikan harga beras bervariasi di masing-masing daerahKata dia, pada daerah yang produksi berasnya surplus maka kenaikannya 30 persenSementara daerah yang paceklik maka kenaikan harga beras bisa mencapai 40 persen

Makanya kata Herman, pemerintah harus menggenjot operasi pasar untuk menekan kenaikan harga berasKarena, pasar murah yang digelar tidak seefektif dengan operasi pasar" Harus digenjot operasi pasar karena dampaknya berskala besar pada pengawasan hargaKalau pasar murah kan hanya bersifat sporadis dan di bisa digelar di wilayah tertentu saja(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPh Migas Tunggal Rp3,85 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler