jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini tertekan berbagai sentimen bertubi-tubi.
Rupiah hari ini ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp 14.273 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.253 per USD.
BACA JUGA: Dua Isu Dunia Mereda, Rupiah Hari Ini Ikut Berjaya
Tim Riset Monex Investindo Futures menyebutkan rupiah melemah dipicu kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS).
"USD bergerak solid karena ditopang kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (28/9).
BACA JUGA: Tapering di Depan Mata, Begini Ramalan DBS soal Nasib Rupiah
Tingkat imbal hasil obligasi AS terdorong lebih tinggi karena perubahan nada yang cenderung hawkish oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).
The Fed pada pekan lalu mengumumkan bahwa bank sentral mungkin akan segera memulai pemangkasan stimulus paling cepat pada November.
BACA JUGA: Badai Tapering Mulai Terdeteksi, Rupiah Hari Ini Morat-marit
"Kemudian diikuti kenaikan suku bunga yang mungkin akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya," ujar Tim Riset Monex Investindo.
Selain itu jumlah pejabat Fed yang saat ini melihat adanya kenaikan suku bunga pada 2022 pun bertambah.
Tim Riset Monex Investindo mencatat semalam tiga pejabat The Fed mengatakan siap untuk menarik langkah-langkah dukungan ekonomi meskipun mereka tidak melihat adanya ancaman dari inflasi.
Pada pidato terpisah, Gubernur Fed Lael Brainard dan Presiden wilayah New York John Williams, serta dari Chicago Charles Evans, semuanya menunjukkan kenyamanan dengan pengetatan kebijakan fase pertama.
"Akan ada pemangkasan bertahap dalam pembelian obligasi bulanan yang telah memberikan dukungan untuk pasar dan ekonomi," beber dia.
Meski begitu, mereka menekankan bahwa langkah tersebut yaitu pemangkasan pembelian obligasi, belum tentu menjadi sinyal lanjutan untuk kenaikan suku bunga.
Tim Riset Monex Investindo juga menyebut hari ini pasar fokus pada testimoni Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Senat AS yang dijadwalkan pukul 21:00 WIB malam nanti.
Jika Jerome Powell memberikan sinyal pengetatan kebijakan moneter dari lembaganya, hal itu berpotensi memicu penguatan USD. Namun, jika Jerome Powell tidak memberikan sinyal pengetatan, berpeluang memicu pelemahan USD.
Tim Riset Monex Investindo menilai rupiah hari ini juga dipengaruhi jumlah kasus harian COVID-19 di pada Senin (27/9) yang bertambah 1.390 dan total menjadi 4,21 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 118 kasus sehingga totalnya mencapai 141.585 kasus. Sementara itu jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 3.771 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,03 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 40.270 kasus.
Jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 87,16 juta orang dan vaksin dosis kedua 48,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.262 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.256 per USD hingga Rp 14.282 per USD. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia