jpnn.com - JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menunjuk NEC Corporation asal Jepang untuk membangun jaringan kabel optik bawah laut menuju kawasan Eropa Barat.
Itu merupakan salah satu upaya Telkom menjadi international hub infrastruktur telekomunikasi. Terutama untuk kawasan Asia Tenggara ke negara Barat.
BACA JUGA: Yakinlah, Pemerintahan Jokowi Mampu Capai Target Pertumbuhan Ekonomi
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyatakan, proyek pengembangan sistem kabel gateway global Indonesia (Indonesia Global Gateway Cable System /IGG) terus dijalankan.
Pada 2018, proyek jaringan Indonesia ke Eropa Barat setidaknya selesai dengan landing point (titik ujung) di Dumai, Riau.
BACA JUGA: Pertamina Kebut Proses Upgrade Kilang Balikpapan
’’IGG ini kita bangun dan saat ini sudah proses. Nanti, (IGG, Red) dimulai dari Indonesia ke Eropa Barat dan terkoneksi dengan kabel laut dari Indonesia ke AS yang melalui Guam, terus ke LA (Los Angeles, Red),’’ katanya kepada Jawa Pos kemarin (8/9).
Landing point untuk kabel bawah laut Indonesia–AS berada di Manado. Nanti, dua jalur berbeda tersebut saling terhubung untuk mendukung traffic data di Indonesia secara domestik.
BACA JUGA: Subsidi Solar Dipangkas!
Secara internasional, dua jalur itu juga bisa membawa traffic data dari kawasan Asia Tenggara ke negara Barat atau sebaliknya.
’’Sehingga kita nanti punya program untuk menjadi international hub. Dengan positioning yang strategis tersebut, Telkom akan punya peran yang signifikan. Sebab, Asia Tenggara termasuk wilayah yang strategis di pasar internasional,’’ ungkap Arif.
Infrastruktur kabel fiber optik bawah laut juga dibuat untuk memperkuat kebutuhan traffic data di dalam negeri. Karena itu, Telkom nanti tidak perlu menyewa jaringan dari operator asing.
’’Linked sebagai international hub akan menarik traffic, minimal dari organik. Telkom Group sendiri sangat besar,’’ ucapnya.
Arif belum bisa menyebut nilai kerja sama dengan NEC tersebut. Namun, berdasar informasi yang beredar, nilai jalur itu diperkirakan mencapai USD 200 juta.
NEC Corporation sudah mengumumkan keterlibatannya dalam proyek tersebut. Mereka mengaku akan menjadi bagian dari proyek sistem kabel optik bawah laut yang akan menghubungkan Pulau Sumatera, Batam, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi dengan Singapura itu.
IGG merupakan sistem kabel serat optik bawah laut yang terdiri atas kabel berkecepatan 100 gigabyte per second (GBps) x 80 panjang gelombang atau wavelength (wl) x 4 pasang serat atau fiber pair (fp) optic. Totalnya, sekitar 5.300 kilometer.
General Manager Submarine Network Division NEC Corporation Toru Kawauchi dalam pengumuman resminya kemarin menuturkan, setelah proyek IGG rampung pada awal 2018, dua jalur yang berbeda milik Telkom dari AS ke Eropa Barat itu langsung tersambung.
’’NEC sangat bangga karena kembali dipilih Telkom sebagai supplier sistem kabel bawah laut serat optik dengan kecepatan 100 GBps. IGG akan menghubungkan sembilan kota besar di Indonesia dengan Singapura serta dua sistem kabel bawah laut internasional di Dumai dan Manado,’’ ujarnya.
Menurut dia, proyek pertama sistem kabel bawah laut serat optik Telkom itu dimulai sejak 1991. Hingga kini, NEC terus berperan.
’’Dengan Papua Cable System (SMPCS) sebagai proyek terbaru, NEC sangat bangga dapat kembali tampil dan berperan dalam sejarah IGG,’’ tuturnya. (gen/c5/sof/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PGN Maksimalkan FSRU Lampung
Redaktur : Tim Redaksi