jpnn.com - JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kenaikan kinerja pada semester pertama tahun ini.
Pendapatan tercatat naik 8,4 persen sementara laba bersih mengalami kenaikan 4 persen sepanjang Januari sampai Juni 2014.
BACA JUGA: Seriusi Bisnis Remitansi, Telkom Garap WNI di Taiwan
Dalam laporan keuangan semester pertama 2014 TLKM seperti disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin tercatat pendapatan sebesar Rp 43,542 triliun atau naik 8,4 persen dibandingkan Rp 40,160 triliun pada periode sama tahun lalu.
Direktur Utama TLKM, Arief Yahya, menyatakan kenaikan pendapatan terutama disumbangkan oleh kenaikan Pendapatan Data, Internet, dan Jasa teknologi Informatika sebesar Rp 2,404 triliun atau setera porsi 15,9 persen dan pendapatan Seluler sebesar Rp 980 miliar atau 6,4 persen.
BACA JUGA: Ajukan Tarif Siang dan Malam, Kemenhub Minta ASDP Tidak Gegabah
"Sementara beban mengalami kenaikan sebesar Rp 3,035 triliun atau 11,5 persen terutama disebabkan adanya kenaikan Beban Operasi, Pemeliharaan, dan Jasa Telekomunikasi dan Penyusutan dan Amortisasi masing-masing sebesar Rp 967 miliar dan Rp 1,233 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu," ungkapnya.
Total beban perusahaan telekomunikasi plat merah ini sampai dengan 30 Juni 2014 mencapai Rp 29,349 triliun. Dengan kondisi ini, menurutnya, maka pihaknya mencatat peningkatan laba bersih periode berjalan sebesar 3,2 persen menjadi Rp 10,461 triliun dibandingkan Rp 10,133 triliun.
BACA JUGA: Lebaran, PT Pos Indonesia Tetap Beroperasi
Sedangkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 4 persen menjadi Rp 7,411 triliun dibandingkan Rp 7,125 triliun pada periode sama tahun lalu.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra Telkom Group, sehingga memungkinkan Telkom mencapai hasil sebagaimana tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan performa lebih baik lagi pada periode berikutnya," ucap Arief.
Sebaliknya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih berupaya memerbaiki kinerja. Total pendapatan usaha maskapai penerbangan nomor satu di Indonesia ini sepanjang enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar USD 1,738 miliar atau naik tipis 0,75 persen dibandingkan USD 1,725 miliar pada periode sama 2013. Pendapatan usaha sepanjang Januari - Juni 2014 terdiri atas penerbangan berjadwal senilai USD 1,591 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal USD 5,986 juta, dan lainnya USD 140,800 juta.
Namun jumlah beban usaha mengalami kenaikan signifikan sebesar 14,7 persen menjadi USD 1,960 miliar dibandingkan USD 1,708 miliar pada periode Juni 2013. Meski begitu sebenarnya GIAA meraih pendapatan usaha lainnya senilai USD 11,886 juta dibandingkan USD 2,905 juta pada periode sama tahun lalu.
Akhirnya, penerbangan berlogo burung Garuda ini mencatatkan rugi bersih senilai USD 200,378 juta atau terjadi peningkatan kerugian dibandingkan USD 11,316 juta pada periode sama tahun lalu. Laba per saham dasar tambah rugi menjadi USD 0,00847 per saham dibandingkan USD 0,00048 pada periode sama tahun lalu.
Sepanjang periode ini Garuda berhasil mengangkut sebanyak 13.307.351 penumpang atau meningkat 12,1 persen dibanding semester I tahun 2013 sebesar 11.869.439 penumpang.
Selain peningkatan penumpang, Garuda juga berhasil meningkatkan muatan kargo yang diangkut pada semester I tahun ini sebesar 12,5 persen menjadi 193.791 ton dari 172.262 ton pada tahun lalu.
Frekuensi penerbangan Garuda (domestik dan internasional) juga mengalami peningkatan mencapai 107.568 penerbangan atau naik 15,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 93.198 penerbangan. Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat sebesar 16,5 persen menjadi 24,32 miliar dari 20,88 miliar seat kilometer pada tahun 2013. (gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saatnya Hunting Saham Unggulan
Redaktur : Tim Redaksi