Telur Berusia 500 Tahun Ditemukan dalam Kondisi Utuh di Makam Kuno Tiongkok

Rabu, 11 Desember 2019 – 13:27 WIB
Beras dan telur yang masih utuh di dalam tempayan ditemukan di sebuah makam kuno di Kota Guang'an, Provinsi Sichuan, China barat daya, pada 13 November 2019. Foto: Xinhua/Tang Yunmei

jpnn.com, SICHUAN - Para arkeolog menemukan tempayan berisi beras dan telur utuh berusia lebih dari 500 tahun di Provinsi Sichuan, Tiongkok, Selasa (10/12).

Tempayan tersebut ditemukan di dalam sebuah makam era Dinasti Ming (1368-1644) yang terletak di Kota Guang'an. Tulisan pada batu nisan tersebut menunjukkan bahwa makam tersebut merupakan milik Yang Ming, yang wafat pada tahun 1501, beserta kedua istrinya.

BACA JUGA: Muslim Uighur Xinjiang Mengaku Diselamatkan Program Pemerintah Tiongkok

Telur-telur dengan cangkang yang masih utuh itu dikubur di dalam tempayan berisi beras. Namun, sejauh ini belum diketahui ada berapa telur di dalam tempayan tersebut.

Kurator Museum Guang'an Tang Yunmei mengatakan bahwa makam batu tersebut tertutup dengan baik serta memiliki desain antilembab dan korosi yang bagus, termasuk lapisan kapur setebal 2-5 sentimeter di dalam peti mati kayunya. Tempayan berisi beras dan telur tersebut juga terlindungi oleh penutupnya.

BACA JUGA: Trump Desak Bank Dunia Berhenti Mengutangi Tiongkok

"Telur-telur itu terpelihara dengan baik berkat konstruksi makam yang cermat, yang menciptakan sebuah ruang tertutup dengan suhu dan kelembaban yang konstan," ujar dia.

Penemuan telur dalam kondisi utuh dari makam kuno merupakan hal yang sangat langka di Tiongkok. Dalam satu dari sedikit kasus yang dilaporkan, para arkeolog pada Maret lalu menggali sebuah tempayan berisi beberapa telur, dengan hanya satu butir telur yang pecah, dari sebuah makam berusia 2.500 tahun di Provinsi Jiangsu.

BACA JUGA: Senator Ingatkan Pemerintah Australia Akan Bahaya Infiltrasi Tiongkok

Pada 2015, para arkeolog di Provinsi Guizhou menemukan sebutir telur dari makam berusia lebih dari 2.000 tahun, namun cangkang telur itu pecah akibat tersentuh sikat pembersih para peneliti.

Sejarawan masih memperdebatkan konotasi budaya dari peletakan telur di makam. Sebuah teori memaparkan bahwa hal itu melambangkan kesinambungan hidup melalui banyak keturunan, sementara sejarawan lainnya menduga bahwa pemilik makam mungkin gemar mengonsumsi telur semasa hidupnya.

Tang mengatakan tempayan berisi telur yang baru ditemukan itu telah disegel untuk analisis laboratorium menggunakan sinar inframerah, yang diharapkan dapat memverifikasi kondisi dan jumlahnya tanpa menyebabkan kerusakan. (Xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler