Telusuri Aliran Duit Suap Rolls-Royce lewat LHKPN Satar

Minggu, 22 Januari 2017 – 15:46 WIB
Mantan dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Foto Wall Street Journal

jpnn.com - jpnn.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) punya banyak cara menelusuri aliran dana dugaan suap pembelian mesin pesawat pabrikan Rolls-Royce oleh PT Garuda Indonesia dari perusahaan Rolls-Royce.

Salah satunya menelusuri laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) tersangka mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

BACA JUGA: KPK Mulai Garap Saksi Suap Rolls-Royce Pekan Depan

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, LHKPN chairman MatahariMall.com, itu menjadi bahan penting menindaklanjuti kasus suap ini. Sebab, dalam LHKPN bisa diketahui perolehan dan sebaran aset Emirsyah.

"Informasi dalam LHKPN merupakan bagian yang akan didalami dalam penyidikan kasus ini," ujar Febri, Minggu (21/1).

BACA JUGA: Ada Indikasi Penerima Lain di Kasus Suap Rolls-Royce

Febri menambahkan, LHKPN Satar sudah diverifikasi ketika yang bersangkutan melaporkan kepada KPK. Kemudian jumlah harta itu diumumkan kepada publik.

Namun, Febri menegaskan, belum tentu semua harta itu bebas dari dugaan pidana. "Tentu saja ketika sudah diumumkan tidak jamin seluruh harta kekayaan itu bebas dari tindakan pidana. Karena dalam beberapa perkara lain itu kita pernah menangani," ungkap Febri.

BACA JUGA: Pak JK: Emir bawa Garuda dari Terpuruk jadi Sehat

Satar diketahui punya harta yang berlimpah. Tajirnya Satar terlihat dalam LHKPN yang dilaporkannya kepada KPK. Satar terakhir melapor LHKPN pada Desember 2013.

Berdasarkan laman acch.kpk.go.id yang diakses Kamis (19/1), harta Satar per Desember 2013 yang sudah diverifikasi KPK pada Januari 2014 adalah Rp 48.738.749.245dan USD 932.757.

Jumlah ini naik drastis dibanding 2010 yang hanya Rp 19.963.868.868 dan USD 186.416.

Berdasarkan data kekayaan Desember 2013, Satar memiliki harga bergerak Rp 42.577.357.847.

Satar tidak hanya punya tanah dan bangunan di Indonesia. Tapi juga di Singapura seluas 89 meter persegi senilai 5.748.000.000 dan bangunan Rp 12.018.967.197.

Ada pula bangunan 108 meter persegi di Melbourne, Australia, senilai Rp 10.806.963.650.

Harta kekayaan Satar yang berasal dari alat transportasi dan mesin lainnya Rp 1.788.000.000. Satar punya beragam mobil pabrikan Eropa. Antara lain BMW, Mercedez Benz, Range Rover.

Sedangkan harta bergerak lainnya terdiri dari logam mulia, batu mulia dan barang antik senilai Rp 1.456.000.000.

Satar juga punya kekayaan dari surat berharga Rp 1.529.276.750, giro dan setara kas lainnya Rp 2.744.293.234.

Satar disangka menerima suap dari Rolls-Royce lewat perantara Beneficial Owner Connaught International Pte. Ltd yang juga pendiri Muji Rekso Abadi (MRA) Group Soetikno Soedarjo.

Febri mengatakan, Soetikno sebagai pengendali utama perusahaan Connaught International asal Singapura menjadi konsultan bisnis pesawat terbang dan mesinnya di Indonesia.

“Dia (Soetikno) sebagai konsultan bisnis pesawat terbang dan mesin pesawat terbang di Indonesia,” kata dia.

KPK menduga Soetikno menjadi perantara pemberian suap kepada Emirsyah. Uang suap berasal dari perusahaan asal Inggris, Rolls-Royce.

"Posisi perusahaan (Connaught) punya hubungan dengan Airbus dan Rolls-Rocye," tegasnya.

Febri menambahkan, proses transaksi suap itu dilakukan dengan menggunakan sarana perbankan yang ada di Singapura. Sejauh ini, kata Febri, penyidik menduga Emirsyah menerima suap USD 2 juta, dan sejumlah barang yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Emirsyah Satar, Masih Ada yang Dikejar


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler