jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menelusuri adanya dugaan kejanggalan pada transaksi di Bursa Efek Indonesia.
Menurutnya, kenjanggalan itu terlihat dari investor yang tercatat sebagai 'Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta' telah menggelontorkan dana sebanyak Rp 869,8 miliar untuk membeli saham empat perusahaan di bawah naungan MNC Group, milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo yang menjadi pendukung Prabowo-Hatta.
BACA JUGA: Tigerair Mandala Tegaskan tak Lari dari Tanggungjawab
"Saya kira penting bagi PPATk dan KPK untuk menelisik di balik transaksi saham Grup MNC itu, untuk memastikan tidak terjadi kejanggalan dan bermodus pencucian uang," kata Arif di Jakarta, Jumat (20/6).
Arif mengatakan sejak awal PPATK sudah memprediksi bahwa jelang pemilu terjadi peredaran dana yang melonjak. Makanya kata dia, di tengah kerawanan ini, PPATK perlu proaktif untuk mengungkap beredarnya dana yang besar namun asalnya tidak jelas.
BACA JUGA: HD Finance Ubah Nama dan Logo
"Karena ini tahun politik mendekati Pilpres, maka harus dicermati betul. Pada saat yang sama perlu langkah koordinatif yang massif dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memastikan bahwa aksi transaksi pembelian saham tersebut tidak dijadikan modus mencuci dana politik atau dana kampanye ilegal untuk pemenangan para capres dan cawapres," katanya.
Khusus bagi Bawaslu, Arif meminta lembaga pengawas pemilihan itu harus menjadikan isu tersebut untuk melakukan langkah pengawasan strategis. Sebab modus pencucian uang kini kian canggih. Dan, acapkali memakai hajatan politik seperti pemilu legislatif dan pemilihan presiden sebagai instrumennya untuk mencuci dana. (jpnn)
BACA JUGA: Awasi Pengembang, Kemenpera Minta Bantuan Pemda
BACA ARTIKEL LAINNYA... Citilink Gelar Kampanye Keselamatan Penerbangan
Redaktur : Tim Redaksi