Teman Dekat Presiden pun Kehilangan Sepatunya di Depan Kantor Kejaksaan

Selasa, 01 November 2016 – 08:42 WIB
Choi Soon-sil (tengah-depan-pakai topi), dikerumuni wartawan di depan kantor kejaksaan Seoul. Foto: AFP

jpnn.com - SEOUL - Choi Soon-sil, sahabat dekat Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye itu akhirnya pulang ke tanah kelahirannya, Minggu (30/10).

Senin (31/10) kemarin, dia memenuhi panggilan kejaksaan Kota Seoul, untuk diperiksa dalam skandal korupsi.

BACA JUGA: Pelarian Buronan Berakhir Lantaran Perut Keroncongan

"Saya telah melakukan kejahatan yang untuknya saya pantas mati. Tolong maafkan saya,’’ ujar perempuan 60 tahun tersebut di kepada wartawan, yang begitu padat berjubel di depan kantor kejaksaan Seoul. 

Memakai topi berwarna gelap, Choi bersusah payah menembus kerumunan wartawan dan massa yang menunggunya di halaman kejaksaan. Bahkan, dia sampai kehilangan sebelah sepatunya. Sepanjang jalan, perempuan berkacamata itu menutupi wajah dengan sebelah tangannya.

BACA JUGA: Tiongkok Mulai Ramah ke Nelayan Filipina

Begitu media menyebarluaskan pernyataan Choi tersebut, Lee Kyung-jae langsung bereaksi. Lee yang tercatat sebagai pengacara Choi berusaha meluruskan kalimat kliennya. ’’Tidak benar jika permintaan maaf itu adalah bukti bahwa dia bersalah. Itu hanya cara dia mengekspresikan perasaannya. Itu bukan pernyataan sikap hukum,’’  kata Lee di hadapan media.

Selama ini Choi yang sudah 40 tahun bersahabat dengan Park tersebut tinggal di Jerman. Saat skandal korupsi yang melibatkan Choi dan mungkin juga sang presiden itu muncul, dirinya juga berada di sana.

BACA JUGA: Sengit! Tim Clinton vs Tim Trump, Ada LeBron James, Mike Tyson..

Karena itu, publik Korsel mendesak pemerintah untuk memanggil Choi pulang, kemudian menangkapnya. Namun, putri Choi Tae-min, penasihat spiritual Park tersebut memilih pulang dan menjalani interogasi dengan sukarela.

Pekan lalu media Korsel memberitakan bahwa Choi memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk keuntungan pribadinya. Mulai memenangkan proyek hingga kepentingan bisnis lainnya. Bukan hanya itu, dia juga menjadi semacam penasihat tidak resmi presiden 64 tahun tersebut. Sebab, dia beberapa kali memberikan masukan untuk Park dalam pidatonya.

Park mengakui kedekatannya dengan putri sang mentor. Dia juga tidak membantah berita yang menyebutnya minta masukan soal pidato kepresidenan. Namun, menurut Park, itu hanya dilakukan pada bulan-bulan awal kepresidenan. Tepatnya sebelum Park memiliki penasihat resmi. ’’Dia banyak membantu saya di masa-masa sulit,’’ tutur Park tentang sahabatnya tersebut.

Secara terpisah, Choi mengatakan bahwa Park tidak pernah menunjukkan dokumen atau proposal lain kecuali pidato. Salah satunya pidato kemenangannya setelah pilpres. ’’Saya tidak punya akses terhadap dokumen kepresidenan yang lain atau memengaruhi Park dalam mengambil kebijakan. Saya juga tidak pernah memanfaatkan kedekatan kami untuk kepentingan bisnis,’’ paparnya.

Namun, jaksa tidak begitu saja percaya. Maka, Choi pun dipanggil pulang untuk menjalani interogasi. ’’Klien saya mengidap sakit jantung. Kesehatannya juga tidak prima,’’ ucap Lee. 

Karena itu, demi kemanusiaan, dia akan meminta dispensasi ke kejaksaan terkait durasi interogasi. Skandal Choi tersebut membuat ribuan warga Korsel berunjuk rasa di ibu kota akhir pekan lalu. Mereka menuntut Park agar mundur dari jabatannya. (afp/reuters/hep/c15/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Repotnya Punya Kesamaan Nama dengan Saddam Hussein


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler