Tembok Ambruk, Delapan Tewas

Senin, 05 Desember 2011 – 02:51 WIB
TEMBOK RUBUH - Petugas SAR dan warga menyisir lokasi reruntuhan bangunan di Jalan Sukadamai, Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Minggu, 4 Desember. IDHAM AMA/FAJAR/JPNN

MAKASSAR - Buruknya konstruksi pembangunan tembok perumahan The Mutiara yang dibangun PT Sari Prima Cemerlang, Minggu (4/12) sekira pukul 13.00 wita, menelan korban jiwaTembok milik perumahan yang bernilai miliaran rupiah per unitnya itu ambruk dan menimpa sembilan rumah warga yang berada di balik tembok tersebut.

Hingga pukul 20.00 wita dilaporkan delapan orang tewas tertimbunan material tembok bangunan dan tanah

BACA JUGA: Pemekaran, Rawan jadi Dagelan Pilbup

Sementara 11 orang lainnya mengalami luka-luka
Seluruh korban dilarikan di beberapa rumah sakit berbeda untuk menjalani perawatan intensif

BACA JUGA: Ungkap Pemicu Robohnya Jembatan, Polisi Butuh Ahli ITB

Yakni, RS Faisal, RS Ibnu Sina, dan RS Wahidin Sudirohusodo.  Tembok perumahan tersebut memiliki tinggi sekira tujuh meter.

Namun, ketinggian tembok tidak didukung dengan kuatnya pondasi
Bahkan, dari informasi yang didapatkan tembok tersebut masih berusia beberapa bulan

BACA JUGA: Pemilukada Puncak Jaya Ikut Panaskan Situasi

Awalnya, tembok memiliki tinggi sekira tiga hingga empat meterBerselang beberapa bulan kemudian ditambah menjadi tujuh meter.

Sayangnya, ketinggian tembok bangunan tidak disertai dengan perbaikan dari segi pondasiPerkiraan sementara dari pihak kepolisian, tembok pembatas yang tingginya sekira tujuh meter diperkirakan tidak sanggup menahan beban timbunan tanah yang ada di baliknyaHujan deras selama beberapa hari terakhir ini membuat berat tanah menjadi lebih berat.

Juga, tanah yang sudah bercampur air tersebut bergerak menerobos dan merubuhkan tembok pembatas hingga menimpa jejeran rumah warga yang ada di baliknyaTanda-tanda tembok tidak mampu menahan beban berat tanah timbunan di lokasi itu telah diketahui sebagian korbanSalah satunya, RuslanKorban yang berhasil selamat dari kejadian ini merasakan hal itu pada malam harinya.

Terdengar suara pasir yang jatuh di atas atap rumahnyaTidak hanya itu, bahkan sekira pukul 11.00 wita beberapa titik di bagian tembok tersebut terlihat mulai retakBerselang beberapa jam kemudian dinding mulai miring dan balok penyangga rumah menjadi bengkok.

"Melihat itu saya langsung lari keluar rumahSaya panggil istri sayaMertua saya meninggal (Dg Jarre)," kata RuslanPraktis hartanya yang tersisa dari kejadian ini hanya satu unit sepeda motor merek Suzuki Satria Fu, yang cicilannya belum lunas.

Setelah kejadian ini, beberapa warga mulai melakukan pencarian dan meminta bantuan ke pihak kepolisian dan diteruskan ke sejumlah instansi terkait, seperti, TNI, Basarnas, PMI, dan organisasi lainnyaDari catatan basarnas terdapat sekira 16 orang yang berhasil dievakuasi dalam kejadian ini.

"Pencarian dihentikan karena dari informasi seluruh warga yang dianggap hilang sudah ditemukanTapi, ini masih sementaraHanya ada delapan orang yang tewas hingga saat ini," terang, Humas Basarnas Sulsel, HamsidarSementara itu, pasca kejadian ini seluruh lokasi mulai ditandai dengan police line.

"Lokasi kejadian sudah kami pasangi garis polisi, jadi sudah pasti lahan perumahan tempat timbunan tanah yang longsor tersebut untuk sementara dihentikan pengerjaannyaKami juga akan mengutus tim untuk menyelidiki penyebab longsornya timbunan tanah tersebut" tambah Kapolsek Panakukan, Kompol Akbar.

Terpisah, Project Manager The Mutiara, Ariduto, menyatakan, permohonan maafnya kepada seluruh keluarga korbanDia menegaskan, dalam kejadian tersebut sama sekali tidak ada unsur kesengajaanTetapi, murni karena cuaca ekstrem"Kami siapkan biaya santunanBaik yang meninggal maupun yang sakitKami minta maaf atas kejadian ini," bebernya(fajar)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Korek 29 Saksi Robohnya Jembatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler