Tembus 36 %, Ekspor Produk Perikanan ke AS Dinilai Tak Sehat

Minggu, 29 Juli 2018 – 09:33 WIB
Ilustrasi ikan. Foto: Bulungan Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengatakan, ekspor ke Amerika Serikat (AS) mencapai 36 persen dari total ekspor produk perikanan.

”Sebenarnya kita boleh bangga karena AS terkenal cerewet. Namun, secara struktur itu tidak sehat. Apalagi, AS akan menghapus GSP (generalized system of preferences). Kalau itu terjadi, bagaimana nasib yang 36 persen itu?” ujar Budhi, Jumat (27/7).

BACA JUGA: Membedah Dampak Negatif Perang Dagang AS - Tiongkok bagi RI

Indonesia dinilai perlu mencontoh negara lain. Misalnya, Vietnam yang penyebaran ekspornya merata, contohnya ke AS 19 persen.

Bahkan, juga tidak ada yang mendominasi ke negara-negara tujuan lain.

BACA JUGA: BSN: Ekspor Produk Halal ke Uni Emirat Arab Semakin Mudah

Dengan demikian, Indonesia harus serius memperbesar pasar di luar negara tujuan tradisional.

Misalnya, Eropa Timur, Timur Tengah, Maroko, Rusia, Tiongkok, Mesir, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Selatan.

BACA JUGA: 3 Cara Pemerintah Genjot Eskpor

”Negara yang potensial di Amerika Selatan seperti Brasil. Mereka bisa impor hingga 1,2 juta ton,” kata Budhi.

Kendati mendorong ekspor, pelaku usaha jangan sampai melupakan pasar dalam negeri yang juga berkembang pesat.

Tercatat, pertumbuhan konsumsi daging dan makanan laut (seafood) 18 persen tiap tahun.

Salah satu jenis ikan dengan permintaan besar adalah pangasius alias patin.

Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah menutup impor ikan dori atau patin ilegal dari Vietnam.

Akibatnya, suplai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersendat. Bahkan, beberapa bulan ini harga ikan menjadi naik.

”Namun, kami harap pengusaha tidak hanya melirik potensi lokal, tapi juga ada peluang ekspor,” jelas Budhi.

Kepala Pusat BKIPM Widodo Sumiyanto menambahkan, tren penolakan dari negara tujuan ekspor tiap tahun terus menurun.

Salah satunya dengan menerapkan perbaikan-perbaikan. Bila diketahui ada persoalan, segera dicari akar permasalahan. Kemudian, dilakukan pembinaan.

”Tahun ini ada satu kasus, karena histamin. Sebenarnya itu bisa dihindari,” kata Widodo. (res/c10/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Bersaing dengan Thailand untuk Ekspor Buah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler