BOYOLALI -- Ribuan warga di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, masih terisolasi hingga kemarin (12/11)Wilayah salah satu dusun yakni Stabelan, bahkan belum bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda empat
BACA JUGA: Wedhus Gembel Kembali Muncul
Distribusi bantuan logistik pun terpaksa dikirim secara estafet dari jarak sekitar tiga kilometer menggunakan sepeda motor khusus.Logistik yang dikirim dari posko induk di Pemkab Boyolali menggunakan dua truk harus berhenti di Desa Klakah
BACA JUGA: Pertanian Merugi Rp 247 Miliar
Akibatnya, logistik ini terpaksa harus diturunkan dari truk dan diangkut menggunakan sepeda motor jenis trailBACA JUGA: Gaji Sekdes 26 Bulan Belum Dibayar
Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanganan Bencana Merapi mengerahkan sedikitnya 15 sepeda motor trail untuk menembus jalan terjal dan penuh rintangan bambu dan pohonTrail yang dikendarai anggota Tim SAR Boyolali ini menyusuri Kali Apu Desa Tlogolele yang penuh dengan tumpukan material vulkanik"Sampai di Desa Tlogolele, kami harus menerobos bambu yang bertumbangan," kata Yoyok, salah satu anggota Tim SAR Boyolali.
Dia mengatakan, sedikitnya 500 jiwa masih bertahan di Desa TlogoleleSepeda motor trailnya mengangkut berbagai jenis logistik, seperti obat-obatan, beras, mi instan, dan selimutMeski dalam kondisi jalan yang menikung dan terjal serta ditutup pepohonan yang tumbang, namun para Tim SAR mampu menembusnya"Logistik saya ikat di belakang punggung dengan tali ban bekas," tandas anggota Tim SAR yang ditugaskan mendistribusikan logistik ke Desa Tlogolele.
Lantaran logistik yang didistribusikan sekitar dua truk, maka Tim SAR minta bantuan wargaMereka mengangkut logistik dan ditempatkan di sebuah titik di rumah tokoh masyarakat setempatSetelah terkumpul banyak, baru dibagikan merata ke warga"Warga sebelumnya mengungsi di Sawangan, Kabupaten MagelangKini sebagian sudah pulang ke rumah," kata Kades Tlogolele Budi Harsono.
Sebetulnya, Desa Tlogolele merupakan kawasan rawan bencana (KRB) III bencana MerapiNamun, warga tetap pulang ke rumah karena menilai situasi puncak Merapi sudah amanMereka pun kini sudah terbiasa dengan adanya kepulan awan panas yang berada di puncak dengan jarak sekitar tiga kilometer dari daerahnya.
Budi sendiri tidak bisa berbuat banyakSebab, warga mengaku banyak tangggungan di rumahSeperti mengurus ternak dan membenahi rumah yang terkena abu vulkanik dengan ketebalan sekitar 10 sentimeter"Karena pulang, kami pun juga mendampingi," terangnya.
Lantaran warga pulang ke rumah, maka posko induk penanganan bencana mengirim logistik ke daerah rawan bencana tersebutMenurut Asisten III Bidang Kesra Setda Boyolali Syamsudin, pengiriman logistik itu sudah tiga hari iniKali pertama, pengiriman logistik terhambat bambu dan pohon yang tumbang ke tengah jalan Selo-Magelang.
Padahal, satu-satunya akses bisa masuk ke daerah terisolasi melintas jalan tersebutLantas, pihakya berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk membersihkan pohon dan bambu yang tumbang di jalan Selo-Magelang"Untuk hari kedua dan ketiga ini sudah lancarTruk sudah bisa melintas di jalan tersebut," katanya.
Tapi setelah masuk di daerah rawan di jalan perkampungan, harus dilangsir menggunakan trailSebab, Desa Klakah menuju Desa Tlogolele masih banyak rintanganSeperti, material vulkanik yang menumpuk di jembatan limpas Kali Apu Tlogolele dan ratusan pohon masih di tengah jalan.
Kondisi itu, sedikit demi sedikit dibersihkanSelain mengirim bantuan logistik secara darurat, anggota Tim SAR juga membersihkan jalan perkampungan ini dengan gergaji mesinDimungkinkan, beberapa hari ke depanjalan perkampungan ini sudah bisa diakses menggunakan kendaraan roda empat(un/nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertutup Kabut, Merapi Terus Keluarkan Wedus Gembel
Redaktur : Tim Redaksi