JAKARTA - Kondisi paling akhir Gunung Merapi sempat terpantau tengah tertutup kabutNamun gunung teraktif di dunia itu terus beraktifitas dengan mengeluarkan awan panas.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, melalui pesannya di jejaring sosial Twitter mengatakan, pada sekitar pukul 11.00-13.00 Wib Kabut menutupi Merapi
BACA JUGA: Pangdam XVII/Cenderawasih Diganti
Namun pada pukul 12.50, awan panas yang lebih dikenal warga Merapi dengan sebutan Wedus Gembel terekam seismograf dari pos pemantau di PlawanganBACA JUGA: Masa Tugas MRP Diperpanjang 3 Bulan
Awan panas tersebut terdeteksi dengan jarak luncur 4 Km ke arah Kali Gendol
BACA JUGA: Belum Ada yang Lapor Harta ke KPK
Sedangkan gempa tektonik terdeteksi 2 kali dan dan tremor vulkanik masih terjadi terus menerus. “Suara dengan intensitas lemah hingga sedang masih terdengar dari Kaliurang,” lanjut AndiLebih lanjut Andi juga menjelaskan, pada pukul 09.50 dan 11.34 Wib hujan abu tipis terjadi di jalan Ringroad di sebelah barat Kota Yogyakarta.
Sejauh ini, korban tewas akibat erupsi Merapi sudah mencapai 205 orangJumlah itu termasuk korban dari erupsi pertama pada 26 Oktober laluTercatat, hingga tanggal 11 November, korban meninggal di daerah Yogjakarta mencapai 171 orang, dengan korban luka bakar 149 dan non lukabakar 22.
Untuk korban meninggal di daerah Jawa Tengah sudah 34 orang, dan korban luka bakar 8 dan luka nonbakar 26Data korban ini dirilis Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito, yang merujuk pada update data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Selain korban tewas, BNPB juga mencatat total jumlah pengungsi sebanyak 279.702 jiwaJumlah pengungsi terbesar dilaporkan di Kabupaten Magelang yakni 91 ribu jiwa"Kami terus melakukan inventarisasiApalagi jumlah pengungsi juga terus bertambah," kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Sutrisno, Magelang(wdi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pijak Keong Racun, Petani Pingsan
Redaktur : Tim Redaksi