jpnn.com, JAKARTA - Saefuddin, pemilik rumah tempat penyelenggaraan pengajian bulanan Majelis Taklim An Nisa di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/3), mengaku sempat didatangi FPI.
Menurutnya, mereka meminta acara pengajian tidak diselenggarakan.
BACA JUGA: Anies Gandeng Tokoh Betawi
"Kami baru mau tidur. Jam 00.00 WIB malam, sebanyak 50 orang datang, FPI minta acara tidak diteruskan," kata Saefuddin di lokasi.
Menurut Saefuddin, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana kekeluargaan.
BACA JUGA: Habib Rizieq: Pilkada DKI Adalah Soal Membela Agama
Namun, dia memutuskan untuk tetap meneruskan acara pengajian.
Meski hujan, warga tanpa memadati lokasi acara pengajian bulanan itu.
BACA JUGA: KPU DKI Harus Cermat Hitung Kebutuhan Surat Suara
Mereka tampak menyambut calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ketika tiba di lokasi.
"Padahal hujan dan diancam, tapi enggak berpengaruh," ucap Saefuddin.
Djarot menyayangkan adanya upaya untuk melarang pelaksanaan acara pengajian bulanan Majelis Taklim An Nisa .
"Majelis Taklim kok mau diganggu, yang benar saja," ujarnya.
Penolakan sempat terjadi ketika Djarot menghadiri acara pengajian tersebut.
Lokasi penolakan tidak jauh dari tempat penyelenggaraan pengajian bulanan. Jaraknya sekitar 20 meter.
Belasan ibu-ibu tampak membawa spanduk yang berisi penolakan terhadap calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Ahok-Djarot.
Penolakan itu terkait dengan dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok.
Namun, hal itu tidak mengganggu jalannya pengajian. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djan Faridz: Kita Bukan Milih Imam Salat
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar