Lereng Merapi mempunyai banyak tempat tujuan wisata yang menarikNamun, letusan Merapi kali ini membuat sejumlah tempat wisata tersebut berhenti beroperasi
BACA JUGA: Kisah Tim Heli TNI Menembus Medan Sulit di Lokasi Bencana Tsunami Mentawai
Inilah sebagian di antaranya.-------------------------------------------
KARDONO-RIDLWAN, Jogjakarta
------------------------------------------
LERENG Merapi memang sangat ideal untuk berwisata
BACA JUGA: Memboyong Semangat Soekarno dari Guangzhou ke Riau
Jalannya bagus, lokasinya tidak terlalu jauh dari kota, dan pemandangannya indahBACA JUGA: Mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di KBRI Yangon, Myanmar
Menantang untuk ditaklukkanSejak letusan besar pada 1930, Merapi praktis hanya "batuk-batuk" kecilKadang hanya "berdehem"Dalam siklus letusan 4?6 tahunan, ia hanya mengalami erupsi kecil selama satu-dua minggu lalu kembali tidur.Biasanya, erupsi tersebut tidak terlalu bahaya dan hanya menimbulkan luncuran awan panas paling jauh 6 kilometerHal itu justru membuat tempat wisata di lereng Merapi yang rata-rata berjarak sekitar 10 km dari puncak Merapi menjadi sangat khasMendebarkan
Pengunjung pun punya kesempatan menyaksikan fenomena alam luar biasaCukup dekat untuk melihat gunung meletus, tapi cukup amanSiapa yang tak tertarik menyaksikan tumpahan lava di puncak gunung langsung dengan mata kepala sendiri? Wisata lereng Merapi menyajikan kesempatan itu.
Namun, situasinya agak berbeda pada tahun iniMerapi meletus tak seperti pola-pola sebelumnyaMeletus berurutan selama lebih dari tiga minggu dan tiga di antaranya merupakan letusan cukup besarLahar panas dan awan panas pun menerjang hingga mencapai jarak lebih dari 15 kmMeski tak terkena langsung, sejumlah tempat wisata pun terkena imbasnya dan akhirnya berhenti beroperasi.
Salah satu tempat terkenal yang harus tutup sementara adalah The TjangkringanTempat usaha berkonsep vila dan spa yang didirikan pada 2005 tersebut memang merupakan resor papan atas di lereng MerapiTarifnya rata-rata Rp 1,985 juta per malamPaling murah Rp 1,3 juta hingga paling mahal Rp 14,4 juta per malamBangunan itu berarsitektur Jawa kolonial dengan perhitungan khusus untuk membangun bangunannyaBegitu masuk The Tjangkringan, nuansanya langsung berbedaDengan pelayanan kelas bintang lima, resor itu menjadi jujukan orang-orang VVIP.
Sejumlah even internasional pun kerap dihelat di tempat tersebutMulai pertemuan internasional eco-tourism dan simposium seni internasional WAD (world art delft)Sejumlah duta besar dan VVIP orang asing juga pernah merasakan nyamannya menginap di resor tersebut
Tapi, kini The Tjangkringan harus berhenti sementaraLetusan Merapi pada Jumat dini hari (6/11) membuat tempat itu tertimbun abu dengan ketebalan 3?4 cm"Kami tutup sementara dan rencananya baru buka pada 1 Desember mendatang," kata General Manager The Tjangkringan Bambang Kusno
Menurut dia, saat terjadi letusan, pihaknya langsung mengevakuasi para tamuKetika itu ada sekitar tujuh tamu dari luar negeri yang menginap long stay"Sebenarnya awan panas tidak mengarah ke tempat kamiTempat kami juga cukup jauh (14,5 km dari puncak, Red)Tapi, kami mengutamakan kenyamanan dan keselamatan," tegasnyaSelain itu, letusan Merapi memaksa manajemen untuk menghubungi seluruh agen dan situs untuk tidak menerima reservasi kamar.
Berapa kerugian yang dialami The Tjangkringan? Bambang tak mau menjawab"Ini bukan kerugianToh, kebetulan kami juga akan melakukan general cleaning dan general renovationJadi, malah pas," paparnyaMenurut dia, kerugian itu terkesan buruk"Toh, kami sudah empat tahun beroperasiMungkin ini waktunya untuk berbenah," imbuhnya.
Meski Bambang tak mau menyebutkan, kerugian bisa mencapai ratusan jutaSelain harus memindahkan tamu yang long stay dan pegawai yang tetap dibayar, kerugian potensial lebih besarSebab, beberapa even terpaksa batalTotal 185 room nite harus di-cancel sampai DesemberJuga, tiga even dan satu acara pernikahanUntuk kelas The Tjangkringan, itu berarti uang ratusan juta rupiah.
Sementara itu, Direktur Operasional The Tjangkringan Ruby MAries menyatakan, The Tjangkringan akan reborn ketika beroperasi lagi"Ada sejumlah penambahan fasilitas," ucapnya.
Dia mengungkapkan, ke depan, pihaknya masih yakin akan potensi wisata di lereng Merapi"Selamanya Gunung Merapi itu bagian dari alam JogjaKami juga masih optimistis ke depan Merapi tetap menjadi tempat wisata yang sangat menarik," imbuhnya.
Selain The Tjangkringan, salah satu tempat wisata yang terkena imbas adalah Wonogondang CampTempat seluas 3 hektare tersebut merupakan arena outboundAda banyak fasilitas untuk game outbound seperti trust pole, flying fox, meniti bambu, dan sirkuit off-roadPendek kata, bila menginginkan sebuah tempat outbound dengan fasilitas komplet, cukup datang ke bumi perkemahan Wonogondang.
Karena letusan Merapi yang cukup besar, kamp itu harus tutup sejak tiga minggu lalu dan entah kapan dibuka lagiKerugian yang diderita pun tak sedikitSebab, sejak akhir Oktober lalu hingga Desember, tempat tersebut fully bookedTidak tanggung-tanggung karena biasanya yang menyewa adalah rombongan outbound untuk minimal 300 orangBila harga sewa per orang Rp 15 ribu, bisa dihitung kerugiannya.
Namun, Bambang Sugeng, bos Kamp Wonogondang, justru merasa tak rugi sama sekali"Ini kan Merapi memang tengah mbangun," ujar pengusaha asli lereng Merapi tersebut.
Merapi mbangun memang istilah yang biasa digunakan penduduk setempat untuk menyebut Merapi meletus"Kan sudah berapa tahun kami mendapat keuntunganKini giliran cuma berapa minggu saja harus berhenti, masak kami harus mengeluh," imbuh pria yang akrab dipanggil Bambang Kotir oleh sejawatnya tersebut.
Ucapan Bambang itu bukan omong kosong belakaSebab, ketika Merapi meletus, dia termasuk salah seorang yang berada di garda depan untuk mengevakuasi korbanBambang termasuk orang yang pertama masuk ke Kinahrejo, rumah Mbah Marijan, pasca letusan Selasa (26/10)
Dia juga merupakan salah seorang pendiri Satgana-Cakra, sebuah kelompok relawan SAR lokal penduduk setempat"Jadi, ya memang begini ini sama MerapiKalau tengah tenang, kami bisa usaha dan dapat untungTapi, kalau tengah mbangun, ya kami harus siap memberikan pertolongan," ucapnyaSoal tempat usahanya, dia menyatakan tak ambil pusing"Kalau memang rusak, ya kami benahiToh, selama bertahun-tahun kami mendapat untungJadi, kalau harus berhenti beberapa minggu, masak kami ya protes?" ujarnya.
Bahkan, Bambang mengaku tetap optimistis dengan prospek usahanyaBagi dia, Merapi dan tempat usahanya merupakan sebuah kesatuan yang tak terpisahkan"Ora ono Merapi, yo ra mungkin koyok ngene usahaku (tak ada Merapi, ya tak mungkin seperti ini usaha saya, Red)," tegasnyaBahkan, pria 51 tahun tersebut tetap melihat Merapi sebagai tempat yang memberikan rezeki, bukan sebagai tempat bencana.
Jawa Pos kemarin juga naik ke daerah Kaliurang yang sebelumnya menjadi lokasi wisata terfavorit di JogjaSuasananya seperti kota matiTidak ada orang bahkan hewan sekalipun di sanaMaklum, daerah itu (9 kilometer di barat daya puncak Merapi) jelas merupakan zona terlarangVila dan hotel-hotel yang biasa digunakan untuk rapat dan outbound tutup.
Farhan Hariem, salah seorang pengelola hotel di lokasi tersebut, mengungkapkan, sektor pariwisata Kaliurang benar-benar sekarat"Kami tidak mau ambil risikoJuga, tidak ada tamu yang mau menginap dalam kondisi seperti ini," jelasnya saat dihubungi melalui telepon
Padahal, kata dia, kawasan tersebut biasanya menjadi mata pencaharian utama warga sekitar Kaliurang"Bukan hanya sektor hotel yang rugi, tapi juga pedagang jadah, tempe, suvenir, dan sebagainya," ungkapnya(*/c5/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wartawan AS Full Akses, Lokal Dibatasi
Redaktur : Tim Redaksi