jpnn.com - JAKARTA - Keputusan Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk Archandra Tahar sebagai wakil komisaris utama (wakomut) di PT Pertamina menggantikan Edwin Hidayat Abdullah, dinilai sudah tepat.
"Archandra sebagai wakil menteri ESDM sudah tepat duduk sebagai wakomut di Pertamina. Secara akademis dan kemampuan juga cukup mumpuni dibandingkan Edwin," kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Senin (28/11).
BACA JUGA: Pangsa Pasar Daihatsu Sudah Tembus 17,5 Persen
Yusri menambahkan secara keseluruhan posisi dewan komisaris tidak ada yang berlatar belakang bidang migas, kecuali Achandra.
"Sepanjang perjalanan Pertamina yang saya amati, mungkin komposisi komisaris Pertamina sebelum keberadaan Achandra, agak kurang lazim. Nah kalau tidak pernah punya pengalaman diproses bisnis migas tentu peran komisarisnya tidak bisa maksimal mengawasi kinerjanya direksi," tutur Yusri.
BACA JUGA: Taksi Online Marak, Penjualan Mobil Bekas Melonjak
Berdasarkan kabar beredar, Edwin mempunyai catatan yang kurang baik saat menjabat.
Ia diduga sering membuat kebijakan yang dinilai kurang pas dengan perseroan yang diwakilinya.
BACA JUGA: Mayoritas Pelaku UKM Takut Berhubungan Dengan Pajak
Edwin juga diduga melakukan sejumlah manuver mendorong penjualan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) kepada PT PLN.
Sebelumnya, Archandra didapuk sebagai wamen ESDM, dia juga dipilih sebagai wakomut Pertamina menggantikan posisi Edwin Hidayat.
Sedangkan Edwin kini hanya menjadi komisaris biasa mewakili Kementerian BUMN.
Penunjukan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor: SK-254/MBU/11/2016.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rhenald Kasali: Tepat! Transformasi Indonesia ke Pariwisata
Redaktur : Tim Redaksi