Temuan Kemenkominfo: Jumlah Hoaks Melonjak Sejak Februari

Kamis, 28 Maret 2019 – 21:31 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mendata, kabar hoaks yang beredar di masyarakat belakangan ini semakin banyak. Terlebih menjelang Pilpres 2019 yang tinggal menghitung hari.

Menkominfo Rudiantara mengatakan, dari hasil pendataan, sejak Agustus 2018, jumlah isu hoaks meningkat setiap bulan.

BACA JUGA: Fadli Zon: Pencipta Hoaks Paling Banyak Itu Adalah Penguasa

Dari data Kominfo, hoaks pada Agustus 2018 berjumlah 25. Kemudian, pada September 2018 berjumlah 27, Oktober 2018 berjumlah 53, November 2018 berjumlah 63, Desember 2018 berjumlah 75, Januari 2019 sebanyak 175, lalu pada Februari 2019 terjadi lonjakan isu hoaks sebanyak 353.

“Kabar hoaks yang beredar meliputi isu politik, ekonomi, internasional, keagamaan, mitos, dan berbagai isu lainnya,” kata Rudiantara di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (28/3).

BACA JUGA: Anang Hermansyah: Cegah Hoaks Cukup Efektifkan Data di E-KTP

Menurut dia, mayoritas hoaks yang beredar itu berkaitan dengan isu politik. “23 persennya berbau politik,” sambung Rudiantara.

Atas meningkatnya hoaks di masyarakat, Kominfo langsung melakukan tiga langkah antisipasi dan penindakan dalam skema hulu, tengah dan hilir.

BACA JUGA: Hoaks Meningkat via Facebook dan Instagram, Menurun di Twitter

Untuk hulu atau jangka panjang, literasi dan sosialisasi masyarakat dilakukan untuk mencegah hoaks. Sementara di tengah, Kominfo bergerak di dunia maya untuk menginformasikan jenis - jenis hoaks dan identifikasi hoaks. Sementara di hilir, Kominfo bekerja sama dengan polisi dalam ranah penindakan.

"Jadi kami support, profiling dan lain sebagainya kita support lah. Karena tidak bisa kominfo menyelesaikan ini sendiri. Literasi semua elemen harus ikut," kata dia.

Selain itu, Kominfo juga memanfaatkan peran media massa sebagai counter hoaks yang kerap beredar di media sosial maupun aplikasi perpesanan digital.

BACA JUGA: Hoaks Meningkat via Facebook dan Instagram, Menurun di Twitter

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPR Bambang Soesatyo membenarkan bahwa hoaks kerap muncul menjelang kontestasi politik. "Hoaks ini timbul karena biasanya kalau tidak jelamg pilkada ya sekarang (pemilu) ini. Makin lama, makin kencang," ujar dia.

Pria yang karib disapa Bamsoet ini menambahkan, hoaks kerap digunakan untuk menjatuhkan lawan, dan berdampak pada timbulnya adu domba hingga memecahkan rasa nasionalisme.

Bamsoet sendiri mengaku masih sering melihat hoaks berseliweran di lini masa media sosial menjelang penyelenggaraan pemilu ini. “Untuk itu, saya sampaikan ini ke Polri dan TNI. Polri harus lebih tegas menindak hoaks," tandas Bamsoet. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Tambah Luka di Pemilu 2019 karena Ada yang Belum Move On


Redaktur : Adil
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler