jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Sofyan Basir menemui Presiden Joko Widodo, di kompleks Istana Negara, Jakarta pada Kamis (1/2).
Dia menepis jika pertemuan itu membahas kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
BACA JUGA: Jokowi: Ini Ada yang Keliru
"Tidak, tidak. Apalagi kalau batu bara ini bisa harganya diatur pemerintah dengan baik ya (TDL) tidak perlu naik," ucap Sofyan usai bertemu Presiden yang beken disapa Jokowi.
Sofyan mengaku menghadap Presiden untuk melaporkan pekerjaan elektrifikasi yang sudah dilaksanakan selama 2017.
BACA JUGA: Keluarga 29 Nelayan yang Hilang Surati Presiden Jokowi
Kemudian membicarakan batu bara sebagai bahan baku utama PLN.
Sofyan sudah menyampaikan permohonan kepada Jokowi supaya menurunkan harga batu bara dalam negeri atau DMO (domestic market obligation) untuk PLN ke angka 60 dolar AS per metrik ton.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Rakyat Menolak Permenhub Soal Taksi Online
Permohonan itu disampaikan karena sekarang harganya mendekati USD 100 dolar.
Hal tersebut jelas memberatkan bagi perusahaan pelat merah tersebut. Sementara PLN telah menahan kenaikan TDL sekira 6 bulan terakhir.
Sofyan juga senang karena Menteri ESDM Ignasius Jonan mendukung hal tersebut bisa berlaku bulan ini.
"Mudah-mudahan Februari ini sudah bisa diputuskan dan tampaknya, Presiden juga mendukung untuk bagaimana PLN bisa mengamankan harga (batu bara) supaya tarif tidak naik. Karena kalau batubara naik terus, susah PLN-nya," tutur Sofyan.
Dia mengungkapkan bahwa Presiden menekankan batu bara milik negara, sehingga kepentingan bangsa harus dinomorsatukan.
Caranya ya PLN mendapatkan bahan baku tersebut dengan harga keekonomian.
Apalagi, katanya, PLN hanya membutuhkan sekitar 80-90 juta ton batu bara (25 persen) dari total produksi dalam negeri sekitar 470 juta ton.
Sofyan meyakini harga keekonomian untuk PLN yang diharapkan bisa berlaku bulan ini, tidak mengganggu dunia usaha.
"(Batu bara) bisa turun berarti tarif gak akan naik, karena kami sudah tahan enam bulan tarif listrik tidak naik," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Soekarno, Jokowi Presiden Ke 2 yang ke Afghanistan
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam