Tenaga TU Kurang, Penyusunan Anggaran Sekolah Lambat

Selasa, 16 Agustus 2011 – 00:16 WIB

JAKARTA - Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agus Sartono, menyatakan bahwa tenaga tata usaha (TU) di sekolah, khususnya jenjang pendidikan dasar, sampai saat ini masih sangat minimMenurutnya, Minimnya jumlah tenaga tata usaha itu mengakibatkan penyusunan anggaran sekolah menjadi lambat.

“Tenaga tata usaha di sekolah dasar (SD) sangat minim sekali

BACA JUGA: Skenario Pencairan Dana BOS ke Provinsi Tak Bisa Dijalankan

Padahal, kemampuan untuk perencanaan anggaran di suatusekolah itu sangat dibutuhkan,” ungkap Agus di Jakarta, Senin (15/8).

Dijelaskannya, kebutuhan tenaga TU ini juga untuk mempercepat penyaluran dana BOS
Masalahnya, kata Sartono, hingga saat ini hanya kepala sekolah (kepsek) saja yang bisa diandalkan untuk menyusun perencanaan anggaran sekolah.
 
“Kita jujur akui, di sekolah dasar hampir jarang ditemui TU

BACA JUGA: Pemerintah Beri Tunjangan bagi Guru Tetap di Daerah Khusus

Mengenai hal ini, sudah lama sekali dibahas bersama Wamendiknas
Kepala sekolah kan bukan Superman

BACA JUGA: Internet Kalahkan Tadarus

Kemampuan manajerial itu harus ditingkatkanAkan lebih baik kalau  ini bisa dikembangkan di SMP dan SMA juga,” tegasnya.

Maka dari itu, sekolah-sekolah sebaiknya menyediakan satu ruangan khusus untuk TUDengan demikian, kepala sekolah bisa fokus pada fungsi dan tugas pedagogiknya, sementara TU fokus pada pengelolaan keuangan sekolah.

“Ini kunci masalahnyaJika ini tidak segera dilakukan, dikhawatirkan masalah anggaran sekolah akan selalu munculKasihan kepala sekolahnya jika tidak ada tenaga pembukuan,” imbuh dia.

Terpisah, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan, untuk sementara ini pihaknya hanya menghimbau pihak sekolah untuk dapat memanfaatkan guru-guru yang ada dengan diberi pembekalan pengetahuan administrasiFasli mengakui, masalah kurangnya tenaga TU itu banyak dijumpai di sekolah yang ada di pedesaan

"Sudah tenaga gurunya kurang, tidak punya TUKomite sekolahnya juga terdiri dari orang-orang sederhana, yang paling pintar memang hanya Kepsek dan guru," ulasnya. 

Karenanya sebagai alternatif untuk memecahkan masalah itu, Kemdiknas baru dapat memberi pembekalan pengetahuan tentang adminsitrasi terhadap para guru yang ada"Namun ke depannya, tentunya akan disediakan tenaga TU yang memang khusus menangani administrasi dan keuangan sekolah,” pungkasnya.(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Renovasi Sekolah Rusak Serentak, Butuh Rp 12 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler