Tenang, Hasil Piala Presiden 2017 Bukan Jadi Patokan

Senin, 13 Maret 2017 – 18:28 WIB
Para pemain Pusamania Borneo FC dengan Arema FC pada laga final Piala Presiden 2017 di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (12/3). Foto: kaltimpost/jpg

jpnn.com, BOGOR - Sebagai tim non-unggulan di Piala Presiden 2017, capaian Pusamania Borneo FC (PBFC) II dinilai benar-benar fantastis.

Tim berjuluk Pesut Etam berhasil mampu menembus final. Manajemen pun yakin prestasi tinggi bakal terus lahir.

BACA JUGA: Naga Mekes Terusik Regulasi U-23

Hanya menurunkan skuat lapis, PBFC II tampil sempurna hingga final. Berhasil menyingkirkan klub-klub besar seperti Madura United, Sriwijaya FC, dan Persib Bandung.

Prestasi apik itu tak ayal membuat manajemen Pesut Etam makin percaya diri menatap liga. Meski memiliki skuad berbeda, Tim Oranye bakal diperhitungkan klub-klub lawan saat kompetisi.

BACA JUGA: Lini Belakang Minim Ujian, Lini Serang Makin Garang

"Kami makin yakin PBFC bisa bersaing di papan atas. Minimal, peringkat dua untuk dapat tiket AFC Cup," tutur Nabil seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group) hari ini.

Melalui Piala Presiden 2017 pula, Pesut Etam siap menelurkan bibit potensial. Di bawah asuhan Ricky Nelson, beberapa pemain mendapat rekomendasi ke tim senior.

BACA JUGA: Gelandang Asal Korea Ini Mulai Betah di Kota Raja

Bahkan, layak bersaing pemain inti lain, seperti Abdul Aziz dan Wahyudi Hamisi.

"Rekomendasi jelas ada. Nama-namanya pun sudah kami tampung. Tinggal nanti seperti apa tim pelatih menentukan untuk kepentingan tim," ucapnya.

Piala Presiden 2017 dibanding edisi pertama tahun lalu memang tidak terlalu panas. Meski banyak yang dihantam badai cedera, seluruh pemain bisa mengontrol emosi masing-masing.

Aturan ketat pun membuat seluruh pemain tampil hati-hati.

Pengamat sepak bola Hardimen Koto menilai, tensi turnamen kali ini tampak biasa saja. Hal itu dianggap wajar karena masa persiapan hampir semua tim mepet. Walhasil, pertandingan masih kurang gereget.

"Banyak peraturan baru seperti memainkan tiga pemain U-23 minimal selama 45 menit. Hal itu membuat tim bermain dalam kondisi tidak stabil. Kecuali klub yang memang memiliki pemain muda berbakat seperti Persib Bandung dan PBFC," kata Hardimen.

Dari materi pemain yang diturunkan setiap tim, peta kekuatan klub hampir seluruhnya terbaca. Namun, ada juga yang belum. Beberapa klub menjadikan Piala Presiden 2017 ajang seleksi pemain.

Apesnya, beberapa pemain terpaksa kehilangan tempat akibat dianggap jelek. Padahal, menurut Hardimen, ajang Piala Presiden 2017 hanya turnamen pramusim yang tidak perlu menampilkan seluruh kemampuan.

"Fokus utama sebenarnya di liga. Kalau semua sudah dimaksimalkan saat turnamen itu riskan," tambahnya.

Hasil Piala Presiden 2017 bagi seluruh kontestan pun bukan patokan tampil di liga. Pemenang turnamen bisa saja tergelincir ke papan bawah atau sebaliknya. Justru, klub yang tak lolos fase grup berpeluang memberikan gebrakan.

"Tapi saya yakin semifinalis turnamen bisa bersaing di papan atas liga. Tinggal menunggu bagaimana kejutan tim lain," paparnya.

Soal target klub di liga nanti, Hardimen yakin turnamen yang baru kelar semalam belum bisa jadi patokan. Pasalnya, beberapa klub masih bongkar pasang pemain. Selain itu, peta antarklub belum terbaca sepenuhnya.

"Kecuali seperti PSM Makassar atau klub lain yang materi pemain bagus, mereka sudah bisa bicara juara. Tapi, kalau klub lain saya rasa belum," pungkasnya. (*/abi/bby/k11)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jafri Sastra Bakal Rekrut Stopper Baru


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Liga 1  

Terpopuler