Tenang, Stok Rastra Tetap Aman

Penyaluran Rastra ke-13 dan 14 Bakal Kurangi Laju Inflasi

Jumat, 04 Desember 2015 – 06:27 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan beras untuk masyarakat sejahtera (rastra) di wilayah Bekasi, Kamis (3/12). Foto: Ukon Sukanda/Indopos/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kekhawatiran bahwa cadangan nasional beras untuk masyarakat sejahtera (rastra) terancam karena musim panas berkepanjangan beberapa waktu lalu akhirnya pupus. Bahkan stok beras nasional tetap aman hingga Februari tahun depan.

Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, posisi stok beras Bulog secara nasional hingga Agustus 2015 lalu mencapai sebanyak 1,7 juta ton. Menurutnya, jumlah itu aman untuk mencukupi kebutuhan hingga bulan Februari 2016 dan penyaluran rastra ke-13 dan ke-14.

BACA JUGA: Begini Cara Memperkuat Sistem Pertahanan Negara

Khofifah mengatakan, pada September lalu ada panen raya di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTT. “Jadi ketika rastra ke-13 didistribusikan maka stok tetap aman,” katanya di Jakarta, Kamis (3/12).

Ia menjelaskan, rastra merupakan beras yang dikhususkan bagi masyarakat dengan status sosial ekonomi 25 persen terendah. Menurutnya, sebagaimana paket kebijakan ekonomi yang diumumkan Presiden beberapa bulan lalu, maka penyaluran rastra yang menjadi bantalan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah itu ditambah dua kali sehingga sampai ke-13 dan 14.

BACA JUGA: Ratusan Orang Antar Jenazah Slamet Effendy Yusuf ke Tempat Peristirahatan Terakhir

Mbak Khof -sapaan Khofifah- menjelaskan, secara nasional ada 15,5 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat rastra. “Setiap keluarga mendapat 15 kilogram beras," tambahnya.
 
Sedangkan Kepala Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budhita mengatakan, rastra yang juga dikenal sebagai beras untuk keluarga miskin (raskin) sangat bermanfaat untuk menekan laju inflasi. Menurutnya, dengan penyaluran raskin ke-13 dan ke-14 maka masyarakat tidak perlu khawatir pada pada akhir tahun nanti bakal kekurangan beras.

Ia menambahkan, Bulog bakal menindaklanjuti pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di bank Indonesia tentang pelunya mengantisipasi gejolak harga kebutuhan pokok sampai dengan akhir tahun.
“Khusus kepada Bulog ditugaskan mengintensifkan pelaksana pasar murah. Jika perlu, Bulog juga melakukan operasi pasar,” katanya

BACA JUGA: Apa Hubungan Tito Karnavian dengan Papa Minta Saham?

Namun demikian Budhita juga mengatakan, inflasi tidak hanya ditentukan oleh harga komoditas pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Sebab, biaya transportasi pun ikut menyumbang inflasi.

Tapi ia optimistis operasi pasar dan pasar murah akan mampu menekan laju inflasi. Sebab, ada komoditas wajib yang harus ada di pasar murah. Antara lan beras kualitas premium, gula, bawang merah, cabai, telur dan minyak goreng.

“Komoditas yang dijual dalam pasar murah ini lebih murah sekitar Rp 500 – Rp 1000 per kilogram jika dibandingkan dengan harga di pasaran.,” katanya.(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AJI Nilai Pengacara Lamborghini Tak Paham Aturan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler