jpnn.com - JAKARTA - Sekitar 2,8 juta siswa SMA/MA dan SMK sederajat akan melaksanakan Ujian Nasional (Unas) 2015 pagi ini. Tapi unas pagi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.Pemerintah sudah memutuskan bahwa unas tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Karenanya beban para siswa peserta unas tahun ini lebih ringan.
Meskipun demikian, bagi mereka yang ingin hendak melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri (PTN), nilai unas tetap penting. Sebab, ia akan menjadi pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru
BACA JUGA: Pelajar Hadapi UN, PLN tak Garansi Bebas Byarpet
Bukan hanya status kelulusan yang baru tahun ini. Pemerintah juga menerapkan dua metode unas, yakni metode baru berupa ujian berbasis komputer (computer based test/CBT) dan ujian metode lama yang berbasis kertas (paper based test/PBT). Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sampai harus membagi tim untuk menjamin kelancaran unas dengan dua metode tersebut.
Sekretaris Balitbang Kemendikbud Dadang Sudiyarto, penanggung jawab ujian metode lama atau PBT, menjelaskan, berdasar hasil pemantauan persiapan unas PBT, tidak ada tanda-tanda gangguan signifikan. Isu-isu kekurangan naskah dalam jumlah besar sudah mereka klarifikasi. "Tidak benar di Bengkulu itu kurang sampai seratus lebih amplop soal ujian. Panitianya menghitung ulang dan tidak kurang," tegasnya saat dihubungi tadi malam (12/4).
BACA JUGA: 774 Siswa SMA di Halteng Ikut UN
Dadang menerangkan, semua laporan kekurangan amplop kemarin sudah dituntaskan. "Jika hari ini (kemarin, Red) masih ada yang kekurangan naskah, bisa menggunakan lembar cadangan," ujarnya. Dadang menambahkan, hingga kemarin belum ada laporan penggandaan naskah unas secara darurat dengan memfotokopi. "Semua naskah posisinya sudah di rayon dan siap diambil panitia sekolah pagi ini (kemarin pagi)," ucapnya.
Secara umum, tidak ada perubahan dalam pengerjaan naskah ujian berbasis kertas. Sistemnya masih sama dengan menghitamkan lingkaran pilihan jawaban yang dianggap siswa benar. Dia berharap siswa dengan teliti menghitamkan sehingga tidak mengalami gangguan saat proses pemindaian.
BACA JUGA: Empat Siswa di Jogja Kerjakan Unas di Dalam Lapas
Bagaimana unas metode CBT? Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam yang bertanggung jawab atas sukses unas CBT menyatakan memantau persiapan dari kantor Kemendikbud kemarin. Terkait pelaksanaan unas CBT, hingga sekitar pukul 17.00 kemarin, sudah ada 90-an persen sekolah yang mengunduh (men-download) dokumen soal ujian. Dia memperkirakan tadi malam pengunduhan dokumen soal unas CBT telah tuntas untuk 138 unit SMA dan 405 unit SMK.
Meskipun pengunduhan dokumen soal unas CBT dilaksanakan secara online, Nizam berani menjamin keamanannya. Khususnya dari ancaman hacker atau peretas. "Kita melakukan multiple checking kepada user yang akan menyedot file dokumen naskah unas CBT," kata guru besar teknik sipil UGM Jogjakarta itu.
Saking tebalnya tembok pengamanan untuk download dokumen naskah ujian tersebut, Nizam mengibaratkan dengan adanya tes sidik jari. Dia menjelaskan, sistem akan menolak pengunduhan jika ada komputer yang mengindikasikan perbedaan. Meskipun menggunakan akun e-mail dan database sekolah yang sama persis. "Konfigurasi RAM yang berbeda saja akan menolak proses download," ungkapnya.
Dengan demikian, Nizam berani memastikan bahwa selama pengunduhan naskah unas CBT, benar-benar sekolah atau pihak yang menjadi sasaran yang melakukan. Tidak akan bisa diambil orang lain.
Terkait potensi salah ketik butir soal unas CBT, Nizam menuturkan bahwa siswa harus mengerjakan apa adanya. Sebab, ketika ada soal unas kertas yang salah ketik, pengawas ruang ujian juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu, jika ada siswa yang mengalami gangguan teknis dengan aplikasi unas CBT, Nizam mengimbau tetap tenang dan meminta bantuan operator di ruangan masing-masing. Dia kembali mengingatkan, ketika server atau komputer unas CBT mati, jawaban siswa dan durasi waktu yang terpakai akan tersimpan. Jadi, ketika komputer atau server menyala lagi, siswa tinggal melanjutkan. (wan/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Daerah Masih Kekurangan Soal Unas
Redaktur : Tim Redaksi