Kerangka kuno yang ditemukan di sebuah pemakaman berusia 3000 tahun di Vanuatu oleh sekelompok ilmuwan diklaim telah berhasil mengungkap petunjuk penting mengenai asal usul penduduk asli Polinesia.Polinesia adalah kelompok masyarakat yang hingga kini mendiami pulau-pulau di Samudra Pasifik tengah. Penduduk asli Hawaii, Samoa, Tahiti, Tonga, dan Maori dari Selandia Baru adalah kelompok terbesar masyarakat Polinesia. Sudah lama diketahui kalau masyarakat Polinesia yang memiliki ciri fisik sama dengan penduduk yang berdiam di Asia Tenggara, awalnya bermigrasi dari Asia. Namun yang tidak diketahui jelas adalah rute yang mereka ambil untuk melakukan migrasi tersebut. Ada yang menyebut mereka datang dari Asia menuju Utara melalui Amerika atau datang dari berbagai kawasan termasuk Mikronesia. Penelitian dari sejumlah kerangka yang ditemukan di pemakaman tertua di Pasifik yang terletak di Teouma, tak jauh dari Ibukota Vanuatu, Port Villa pada tahun 2004 berhasil mengungkap misteri tersebut. Professor Matthew Spriggs, dari Fakultas Arkeologi dan Antropologi, Australian National University (ANU) merupakan bagian dari tim ilmuwan yang menemukan pemakaman kuno itu. Penggalian yang dilakukan antara tahun 2004 sampai 2010 berhasil menemukan 68 kerangka yang mencurigakan karena hanya ditemukan 7 kepala saja. "Kepala-kepala jenazah yang dimakamkan disana sepertinya secara sengaja disingkirkan dan dikuburkan ditempat lain,” kata Professor Spriggs. "Tapi kami beruntung, beberapa dari kepala jenazah itu sepertinya telah dikembalikan dan diletakan dibagian dada mereka, diatas tubuh atau diantara kaki mereka,” Ketujuh tengkorak inilah yang kemudian membuka petunjuk utama dari penelitian ini. Menurut Profesor Spriggs, temuan kerangka tengkorak ini membantu menunjukan rute asal penduduk awal Polinesia yakni ternyata mereka bermigrasi dari Asia Tenggara melewati Melanesia (Vanuatu, Kaledonia Baru, Fiji dan Solomon) baru kemudian masuk dan mendiami Polinesia. Hal ini diketahui karena setelah diteliti ternyata ke-7 tengkorak dari makam kuno di Teouma ternyata memiliki penampilan fisik dan ukuran yang sama dengan penduduk Polinesia dan Asia saat ini. Temuan ini membuktikan kalau kawasan Polinesia dihuni oleh orang yang berasal dari Asia melalui Vanuatu."Kami mendapati kalau ternyata penduduk pertama yang mendiami Vanuatu adalah warga Polinesia.” Bukti ini sangat mengagetkan mengingat penduduk Vanuatu modern saat ini memiliki ciri fisik ras Melanesia yakni berkulit lebih gelap dan tidak setinggi warga Polinesia," "Tapi sebaliknya kerangka yang kami temukan di Teouma adalah penduduk Polinesia yang sangat tinggi badannya,” Menurut Spriggs pemakaman kuno itu diketahui berusia lebih dari 3000 tahun dan berkaitan dengan kebudayaan pertama yang dikenal di Vanuatu dan Polinesia yang dikenal dengan sebutan Budaya Lapita. "Temuan ini menunjukan kalau faktanya ternyata ditempat-tempat seperti Vanuatu, New Caledonia dan Fiji, ternyata bangsa Polinesia lebih dulu tiba disana sebelum pendatang lainnya.”"Sebelum 3000 tahun lalu, meskipun sudah ada manusia yang mendiami benua Australia, Nugini dan Solomon selama lebih dari 50 ribu tahun atau lebih, tapi mereka belum pernah berlayar hingga ke pulau-pulau seperti Vanuatu, Fiji, New Caledonia atau bahkan lebih jauh lagi hingga mencapai Kepulauan Pasifik," katanya. Professor Spriggs mengatakan temuan ini membuktikan kalau tampaknya tidak lama setelah penduduk asli Polinesia tiba di daerah-daerah seperti Vanuatu, penduduk Melanesia mulai berdatangan dari daerah barat. Mereka kemudian mengikuti kebudayaan penduduk Lapita bermigrasi, dimana penduduk di Papua Nugini dan Solomon akhirnya ikut berlayar menggunakan perahu kanoe penduduk Lapita mencari daerah baru dan mereka menyukai kebudayaan ini sehingga mereka pun sering bepergian ke kawasan baru,” katanya. Dan seiring dengan berjalannya waktu, mungkin pada seratus tahun pertama di Vanuatu, penampilan fisik mereka mulai berubah dari awalnya menyerupai orang Polinesia, menjadi lebih dominan seperti orang Melanesia.Menurut Profesor Spriggs penelitian ini masih akan dilanjutkan dan langkah berikutnya adalah mereka mereka melakukan uji DNA terhadap kerangka dari pemakaman Teouma. Analisis DNA diyakini dapat membantu memastikan atau sebaliknya membalikkan kesimpulan saat ini mengenai kerangka dari pemakaman kuno di Teouma tersebut.
BACA JUGA: Berpotensi Diare, Warga Australia Selatan Diminta Jauhi Kolam Renang Umum
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Kumpulkan Telur, Penjaga Kebun Binatang Hadapi Induk Buaya 200 Kg