Tentang sebuah Pondok Pesantren yang Serius Kembangkan Kerajinan Batu Akik

Sabtu, 25 April 2015 – 17:44 WIB
Seorang perajin di Ponpes Nurul Hikmah dengan peralatan mikroskop dan laptop untuk mengetahui detail guratan batu akik. Foto: Wahib Pribadi/Radar Semarang/JPNN

jpnn.com - TIDAK boleh sembarangan memilih batu yang bisa diolah menjadi akik berkualitas. Selain harus jeli memilih bahan mentah, dibutuhkan alat khusus untuk menguji layak tidaknya batu menjadi akik. Ini dilakukan perajin di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Kota Demak. Seperti apa?

----------------
Laporan Wahib Pribadi, Demak
----------------
PONPES Nurul Hikmah terletak di Jalan Kiai Singkil No 16, Kampung Merbotan, Kelurahan Bintoro, Demak Kota. Kini, ponpes ini menjadi jujukan para penggemar batu akik kualitas tinggi.

BACA JUGA: Kisah Wong Solo yang Sudah 50 Tahun di Rumania

 

Sebab, di ponpes spesialis mencetak qori’ dan qori’ah (pembaca Alquran hafidz hafidzah, Red) ini juga mengembangkan berbagai usaha, termasuk membuat kerajinan batu akik. Bahkan, ponpes tersebut memiliki peralatan lengkap untuk memperlancar usaha mencetak batu akik.

BACA JUGA: Kerisauan M. Haitami, sang Penjaga Tradisi Ukiran Dayak di Kalimantan Tengah

Salah satu pengasuh Ponpes Nurul , Ali Murtadlo, mengungkapkan, batu akik telah lama menjadi budaya kerajinan dari pesantren. Rata-rata santri dan kiai punya batu akik.

”Usaha batu akik ini terus kita kembangkan, sehingga para santri dapat bekal keterampilan dan berkarya. Santri harus berkarya dan tidak hanya menjadi penonton atau penikmat saja,” terang Ali terkait pengembangan kerajinan batu akik di ponpes yang didirikan Almarhum KH Musyafa’ Achmad tersebut.

BACA JUGA: Calon Menang, Bisa Kantongi Sampai Rp 150 Juta Plus ke Kelab Malam

Menurutnya, untuk memperoleh batu akik kualitas bagus, ia berburu batu mulai dari Palembang, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Maluku Utara (Malut).

”Ada batu dari Ambon dan Halmahera. Ada pula wali santri yang memberi fosil kayu usia ribuan tahun yang sudah membatu,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Batu fosil tersebut termasuk bahan yang istimewa untuk membuat batu akik. Karena itu, untuk mengajarkan para santri supaya mahir membuat akik, pihak pondok mengundang pelatih (trainer) batu akik dari Cirebon dan Banten.

”Belum lama ini saya ke Maluku Utara dan Manado. Salah satu tujuannya ya berburu bahan batu akik,” ujar adik dari Hj Ida Nur Sa’adah, anggota DPRD Provinsi Jateng dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Dikatakan, untuk memudahkan membuat batu akik, ponpes menyiapkan dua mesin pemotong, mesin gerindra, serta alat tester khusus, mikroskop untuk memperbesar kandungan batu, serta seperangkat laptop.

”Kita ada 7 (tujuh) santri yang khusus diajari keterampilan membuat batu akik ini. Mereka masih dalam proses belajar dari pelatih yang kami datangkan,” katanya.

Batu akik karya santri pondok pesantren ini diakui memiliki banyak keunggulan. Sebab, para santri yang membuat sudah terbiasa tirakat. Mereka rajin puasa, sehingga dalam membuat karya pun tidak serta-merta asal membuat. Namun semua itu dilalui dengan doa-doa sebagaimana yang diajarkan dalam pesantren.

Mereka yang membuat adalah santri yang juga rajin membaca Alquran, sehingga ada kemantapan saat mengenakan batu akik buatan mereka. Harga batu akik karya para santri memang relatif mahal. Namun tetap mempunyai kelebihan tersendiri berkat doa santri dan kiai.

Pengasuh Ponpes Nurul Hikmah lainnya, Muhammad Ismail Fahmi, menambahkan, beberapa alat khusus yang dipakai untuk mengetes material batu akik tersebut memang diperlukan. Ini supaya bisa diketahui kualitas serta dapat dideteksi asal batu akik tersebut.

”Sebab, setiap batu akik dari berbagai daerah ini mempunyai ciri khas sendiri. Kita lihat serat-seratnya serta tingkat kekerasan batu ini. Ini karena batu akik dalam waktu tertentu selalu berubah. Istilahnya, batu akik ini material yang hidup dan dapat berubah coraknya. Biasanya proses itu berjalan antara 6 bulan hingga 1 tahun. Untuk mengecek perubahan ini, bisa diketahui dengan dipoles minyak urut,” jelas dia.

Misalnya saja, batu yang hitam kelam, lama-kelamaan bisa menjadi hijau. Ini karena faktor usia dan tekstur serat. Ada pula batu jenis black oval jika di-treatment bisa menjadi kristal.

”Untuk melihat serat-serat batu akik kualitas bagus ini memang perlu alat khusus. Kalau kita pakai mikroskop terus ditayangkan di layar laptop hasilnya bisa dilihat bagus sekali. Corak guratan-guratannya bagus dan warna-warni, ”jelas Fahmi. (*/aro/ce1/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amin Ginting, Kades yang Kehilangan Warga dan Wilayah di Kawasan Gunung Sinabung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler