Tentara Kadhafi Rudal Demonstran di Masjid

Belasan Warga Tewas, Obama Mengecam

Jumat, 25 Februari 2011 – 06:05 WIB
Foto: AP Photo/Hussein Malla

BENGHAZI - Ancaman isolasi dari negara-negara besar terhadap Libya tidak membuat gentar sang pemimpin Muammar KadhafiKemarin militer pro-Khadafi bahkan menyerang Masjid Souq yang berlokasi di Zawiya, sekitar 50 kilometer barat Tripoli

BACA JUGA: Evakuasi Delapan TKI di Istana Khadafi

Dilaporkan, belasan demonstran yang berlindung di masjid tewas dan belasan lainnya terluka parah.

Sebagaimana dilansir Associated Press (AP), penyerangan itu juga dilakukan dengan menggunakan rudal
Laporan pengeboman tersebut diinformasikan oleh seorang saksi mata lewat sambungan telepon

BACA JUGA: Krisis Libya Bisa Picu Kenaikan Harga Minyak

Sumber itu merahasiakan identitasnya karena takut dikejar dan dibunuh aparat maupun tentara bayaran Libya.

Militer dilaporkan telah menghancurkan menara masjid tersebut dengan menggunakan rudal antipesawat tempur
Mereka juga menyerang para demonstran dengan menggunakan senjata otomatis sekitar pukul 09.00 waktu setempat

BACA JUGA: Sembuh, Raja Saudi Pulang Kampung

Saksi menjelaskan bahwa penyerangan dilakukan sehari setelah utusan Khadafi datang di kota pelabuhan dan kilang minyak tersebut dan memerintah para demonstran bubarJika tetap melawan, mereka akan dibunuh

Setelah Kadhafi berpidato pada Selasa (22/2) menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur, semakin banyak tentara dan pembunuh bayaran berkeliaran di jalananSepanjang malam, suara tembakan terdengar di beberapa sudut kotaKhadafi menuduh para demonstran itu adalah para pemuda pecandu obatKarena itu, dia akan memberantas habis merekaDia juga mengatakan bahwa para demonstran terpengaruh kekuatan dari luar dan aksi mereka juga ditunggangi para ekstremis Islam.

Serangan juga dilakukan militer di sebuah bandara yang berlokasi di pinggiram Misrata, kota terbesar ketiga di LibyaPara demonstran diserang dengan menggunakan roket, granat, dan mortarWarga dan demonstran akhirnya bergabung untuk melawan

Mereka bahkan merebut beberapa senjata otomatis miliki para tentara yang berada di sekitar bandaraNamun, dalam serangan itu belum bisa dipastikan berapa jumlah korban tewas maupun terluka"Serangan itu berlangsung hingga sore," kata salah seorang warga sebagaimana dilansir Reuters.

Namun, serangan di Libya dilaporkan menewaskan 1.000 orangItu dikatakan Perdana Menteri Italia Franco Martini saat berbicara di sebuah organisasi Katolik di Roma sebelum pertemuan parlemen membahas kekerasan di Libya pada Kamis dini hari WIBFrattini mengatakan, berdasar laporan dari para saksi mata dan rumah sakit di Libya, korban tewas sekitar 1.000 orang.

"Informasi korban tewas belum lengkapNamun, kami percaya bahwa informasi korban tewas 1.000 orang cukup kredibel," ujar Frattini sebagaimana dilansir Associated PressJumlah berbeda dan lebih besar disampaikan para dokter yang baru kembali dari kota BenghaziSebagaimana laporan CBS News, para dokter mengatakan bahwa korban tewas 2.000 orang sejak Minggu lalu"Ambulans kami menghitung sekitar 75 orang tewas pada hari pertama, lalu bertambah menjadi 200, setelah itu lebih dari 500," ujar Dr Gerard BuffetSementara Libya menyatakan bahwa korban tewas hanya 300 orang.

Sementara itu, menurut laporan AP, ratusan warga rela antre di BenghaziMereka terlihat berbaris teratur hanya untuk mendapatkan giliran memegang senjataSenjata-senjata itu justru berasal dari kalangan militer dan polisi yang membelot dari Muammar Khadafi untuk bergabung dengan pasukan anti pemerintah.

Bersamaan dengan itu, media massa juga melaporkan bahwa wilayah kekuasaan Khadafi semakin kecilSebaliknya, dukungan kelompok oposisi justru bertambahKhadafi menurut perkiraan hanya akan bertahan di rumahnya, TripoliPadahal, gerakan kelompok perlawanan, baik dari barat maupun timur Libya, sudah mengarah ke Tripoli

Kemarin Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bahwa pemerintahannya mengutuk kekerasan yang terjadi di LibyaObama juga tengah mendiskusikan langkah yang akan diambil AS terhadap LibyaTermasuk mengirim Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam rapat badan HAM PBB terkait pembunuhan di Libya.

"Penderitaan dan pertumpahan darah sangat mengerikan dan tidak dapat diterimaBegitu pula halnya dengan ancaman dan perintah tembak mati para demonstran dan menghukum rakyat Libya," ujar Obama sebagaimana dilansir CNN merujuk kepada ancaman Khadafi untuk menggempur para demonstran.
     
TKI di Istana Khadafi
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus berusaha mengeluarkan ratusan warga negara Indonesia (WNI) di LibyaKali ini pemerintah akan menjemput dan memulangkan delapan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di istana milik Khadafi

"Informasi yang kami miliki, ada delapan TKI yang diduga kuat bekerja di istana," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI di Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta Pusat, kemarin (24/2).

Hassan memastikan, delapan WNI yang bekerja di istana Khadafi itu secepatnya akan dievakuasi dengan mempertimbangkan kondisi keamanan Libya yang memang sudah parahMenurut mantan Menlu itu, perpecahan dua kelompok di negeri itu sudah pada level kritis dan berbeda dengan kondisi Mesir

Sebab, yang terjadi di Libya rentan dengan kekerasan akibat banyaknya milisi dan rakyat yang memiliki senjata apiKarena itu, evakuasi harus dilakukan sedini mungkin untuk menghindarkan mereka terlibat di antara bentrok milisi bersenjata itu"Kami masih memantau bandara untuk bisa memulangkan WNISebab, sekarang kondisinya masih buka tutup," kata dia.

Saat ini 870 WNI yang berada di Libya terdiri atas mahasiswa, pekerja tambang, dan TKIKesulitan yang dihadapi pemerintah RI adalah komunikasi dengan kedutaan besar di Tripoli Sebabakses komunikasi juga banyak yang terputusYang saat ini sudah dipastikan adalah evakuasi pekerja PT Wika (Wijaya Karya) yang sedang mengerjakan proyek bangunan mal di Kota Tripoli"Kalau pekerja Wika, persiapannya sudah agak matangMereka tinggalnya bersamaan dan 210 orang sudah siap diangkut," kata dia.

Pemerintah Libya telah menjamin bahwa sepuluh mahasiswa Indonesia di Tripoli dalam keadaan amanPihak universitas juga telah menyampaikan kabar itu secara langsung kepada kantor perwakilan RI setempatMeski demikian, pemerintah Indonesia tetap mempertanyakan kepada pihak universitas seberapa besar keamanan yang diberikan kepada mahasiswa bersangkutan"Apakah Mereka merasa aman atau tidak?" tanya Wirajuda

Secara terpisah, kondisi dalam negeri Libya yang tidak kunjung reda membuat prihatin Presiden Susilo Bambang YudhoyonoApalagi, konflik yang terjadi di Libya bisa berdampak kepada dunia, tidak hanya secara geopolitik di kawasan Teluk.

Salah satu yang mendapat sorotan SBY adalah ancaman kenaikan harga minyak"Kalau ini tidak dihentikan, dunia akan terkena dampaknya, seperti (kenaikan) harga minyak," kata SBY dalam keterangan pers sebelum bertolak ke Brunei Darussalam di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin.

Kenaikan harga minyak dikhawatirkan juga akan berimbas kepada terjadinya kenaikan harga panganDampak itu, menurut SBY, tidak hanya dirasakan negara-negara berkembang, namun juga dialami negara-negara majuKonflik yang terjadi di Libya, kata SBY, tidak hanya tergolong besar dari aksi yang dilakukan"Korban-korban yang jatuh, menurut saya, juga sudah di luar kepatutan," tuturnya.

Karena itu, SBY menyeru kepada Dewan Keamanan PBB dan komunitas global untuk melakukan langkah riil mencegah terjadinya aksi kekerasan yang tidak perlu"Selain itu, melakukan sesuatu agar harga minyak tidak naik signifikan agar tidak memukul harga pangan dan sebagainya," urai mantan Menko Polkam itu(AP/AFP/zul/fal/c4/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komunitas Internasional Isolasi Libya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler