jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono menepis kabar yang menyebut organisasinya didirikan untuk melengserkan Edy Rahmayadi dari kursi ketua umum PSSI.
Dia juga membantah isu yang menyebut dirinya mengusung misi balas dendam gara-gara partainya kalah pada Pilgub Sumut 2018.
BACA JUGA: Ketua KPSN Ungkap Konsekuensi Perjuangan Perbaiki PSSI
Sebagaimana diketahui, Edy yang pada 2018 lalu masih menjabat sebagai ketum PSSI berhasil memenangi pilgub dan menjadi orang nomor satu di Sumut.
"Jika saya kalah di Sumut tetapi menang di PSSI, skor jadi seri 1-1, dong,” kata Suhendra menepis tudingan isu balas dendam, Senin (26/3).
BACA JUGA: Ketua Asprov PSSI DIY Sebut Peran KPSN Sangat Konkret
Dia menambahkan, ada 30 jutaan massa mengambang di PSSI yang tidak berada di bawah pemerintah.
Menurut Suhendra, massa itu di bawah pengaruh Edy yang saat itu diusung oleh Gerindra pada Pilgub Sumut 2018.
BACA JUGA: Ketua KPSN Tolak Duduk di Kursi VIP Pembukaan Piala Presiden 2019
“Kini sudah saya netralkan dan kemudian mendukung Pak Jokowi. Olah raga yang paling banyak penggemarnya itu sepak bola,” kata Suhendra.
Dia menjelaskan, KPSN didirikan atas dasar keprihatinan yang mendalam terhadap prestasi sepak bola nasional yang amburadul.
Selain itu, KPSN juga didirikan untuk memberantas praktik match fixing alias pengaturan skor di Liga Indonesia.
Suhendra menambahkan, KPSN ingin mengembalikan PSSI ke khitah awal. Yakni sebagai alat perjuangan dan pemersatu bangsa.
Selain itu, sambung Suhendra, PSSI harus menjadi sarana menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju melalui prestasi sepak bola nasional.
Menurut Suhendra, ketika ada yang menjadi korban dalam perjuangan mengembalikan kejayaan PSSI, itu merupakan sebuah konsekuensi.
“Revolusi kadang-kadang memang menelan anak kandungnya sendiri,” ujar Suhendra. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua KPSN: Saldo Nol, Bagaimana PSSI Mau Biayai Tim Ad Hoc? Â
Redaktur & Reporter : Ragil