jpnn.com - BATAM - Polda Kepri pada Kamis (30/10) lalu mengamankan 14 wanita yang dipekerjakan sebagai terapis di tempat pijat Massage Dolly, Jodoh, Batam. Pasalnya, panti pijat itu ternyata menyediakan layanan plus-plus alias praktik prostitusi. Pelanggan bisa bebas memilih terapis idamannya dengan harapan birahinya ikut dipuaskan.
Selain itu, para terapis juga bisa di-booking atau dipesan di luar massage. Kuat dugaan, para terapis melayani bookingan ke hotel untuk memuaskan syahwat pria hidung belang.
BACA JUGA: Dua Lokalisasi di Bintan akan Ditutup
Ini terungkap saat polisi menggerebek dan memeriksa para terapis yang menjadi korban sekaligus saksi dalam praktik prostitusi terselubung berkedok massage tersebut. ”Saat digerebek, yang ada hanya karyawan tersebut di-booking dan dibawa keluar dari tempat tersebut,” ujar Kanit I Subdit IV Ditreskrimum Polda Kepri Iptu Nidya seperti dikutip Batam Pos.
Dari penggerebekan itu, polisi juga mengamankan barang bukti ratusan kondom. Selain itu, pplisi juga menyita buku absen berisi nama-nama tamu yang membooking terapis.
BACA JUGA: Hendak Melerai Keributan, Ishak Tewas Ditebas Sekelompok Pemuda
”Pada buku absen, yang ditandai warna hijau berarti karyawan tersebut sedang di-booking. Tanda merah, berarti karyawan tersebut berhalangan. Kalau tidak ada warna apa pun, karyawan tersebut free (tidak ada yang booking, red),” ujar Kasubdit IV People Smuggling Ditreskrimum Polda Kepri, Kompol Yos Guntur.
Yos mengungkapkan, tarif untuk setiap terapis yang akan di-booking dari panti pijat itu berbeda-beda. Kisaran tarifnya antara Rp 600 ribu sampai Rp 1,5 juta. ”Kalau dari pengakuan karyawan dan tersangka harga tarif itu tidak sama tiap karyawan,” katanya.(jpnn)
BACA JUGA: Candi Muara Takus, Jejak Kerajaan Sriwijaya di Provinsi Riau
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap SKPD Lapor Kekurangan PNS
Redaktur : Tim Redaksi