Terbang ke Arab Saudi, Mensos Risma Paparkan Inovasi Pemberdayaan Kelompok Rentan

Selasa, 29 Maret 2022 – 14:50 WIB
Mensos Tri Rismaharina saat menjadi pembicara pada Kongres Kewirausahaan Global (GEC), yang digelar di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi. Foto: Kemensos

jpnn.com, RIYADH - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharina mengatakan pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan program kewirausahaan untuk kelompok rentan terdampak pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Mensos Tri Rismaharina saat menjadi pembicara pada Kongres Kewirausahaan Global (GEC), yang digelar di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.

BACA JUGA: Kawal Bantuan Kemensos untuk Asmat Tepat Sasaran, Bupati Elisa Kambu Siapkan Strategi Jitu

Mensos menyatakan pandemi memukul semua sektor di tanah air, termasuk kelompok miskin dan rentan menjadi pihak yang paling terdampak.

Dalam mendukung kelompok rentan tersebut, Pemerintah Indonesia meluncurkan program kesejahteraan sosial secara intensif.

BACA JUGA: Kemensos Gunakan Pendekatan Twin Track untuk Perencanaan Inklusif Disabilitas

Salah satunya ialah bantuan sosial tunai berupa program keluarga (PKH) untuk 10 juta penerima manfaat, bantuan sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat.

"Tahun 2021 nilai bantuan sekitar Rp 105 triliun (atau USD 7,5 juta),” kata Mensos dalam siaran persnya, Selasa (29/3).

BACA JUGA: Salurkan Bansos Atensi, Kemensos Bantu Anak Penderita Kelainan Mata

Selain itu, kata dia, diberikan juga program afirmatif khusus untuk mendukung kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, lansia, dan yatim piatu.

Pandemi juga membuat sebagian anak-anak kehilangan orangtuanya dan menjadi yatim piatu (YAPI) baru di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

“Pemerintah meluncurkan program yang mendukung pendidikan dan kebutuhan sehari-hari mereka,” katanya.

Dalam upaya menyelenggarakan program kesejahteraan sosial, pemerintah menghadapi tantangan besar, terutama dengan melihat luasnya wilayah tanah air yang terdiri dari 16.772 pulau.

Meski begitu, penyaluran bantuan sosial sangat mengandalkan keunggulan dalam pengelolaan data.

“Perubahan besar dalam manajemen data diberlakukan dengan tujuan untuk memastikan penerima yang tepat dan waktu distribusi yang cepat,” imbuhnya.

Kemensos memulai melakukan verivali data penerima di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Pada awal 2021, dilakukan pemadanan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan Data Kependudukan yang dikelola Kemendagri.

“Setiap bulannya dilakukan pencocokan data, verivali data yang lebih sering untuk mengakomodasi dinamika pergeseran demografis dan geografis penerima bantuan,” ungkap mantan Wali Kota Surabaya itu.

Tantangan lainnya adalah respons terhadap korban bencana alam yang melanda mulai gempa bumi, badai, tanah longsor, banjir bandang, dan letusan gunung berapi.

Selain penanganan terhadap korban, Kemensos juga memodifikasi tenda untuk memastikan penanganan pengungsi menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

“Kami juga memberikan pelatihan kewirausahaan dan modal kerja agar pengungsi tidak jatuh miskin dan mereka bisa menjadi wirausahawan,” katanya.

Kemensos juga meningkatkan kesehatan mental pengungsi, mengganti pendapatan, dan aset mereka yang hilang karena bencana.

Dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, Kemensos memberikan pekerjaan di balai dan loka.

Mereka membuat alat bantu sesuai kebutuhan spesifik dan mendapat upah yang membantu mereka keluar dari garis kemiskinan sesuai standar Bank Dunia sebesar USD 1,9 per hari.

Adapun produk mereka di antaranya tongkat pintar untuk penyandang disabilitas netra yang dilengkapi dengan GPS dan detektor api/asap bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Kursi roda untuk penderita cerebral palsy dan motor roda tiga juga dimodifikasi, disesuaikan dan dikhususkan untuk mengakomodasi kedisabilitasan mereka.

“Ini membantu meningkatkan mobilitas dan mengembangkan potensi diri mereka” katanya.

Untuk tuna wisma, Mensos Risma menyediakan tempat tinggal di rusunawa mulai tahun 2021.

Saat ini, lanjut dia, sudah dihuni 200 keluarga di dua Balai Kemensos di Bekasi dan Bambu Apus, Jakarta Timur.

Kemensos juga menyediakan pusat galeri kewirausahaan yakni Sentra Kreasi Atensi atau SKA.

SKA sendiri didirikan di 28 dari 41 balai di seluruh Indonesia.

Galeri SKA menampilkan hasil berkebun, kuliner, dan produk buatan industri rumahan, serta menyediakan kios untuk penjahit, salon, dan spa.

“Semua ini dilakukan oleh eks-gepeng dan pedagang kaki lima,” ucap Mensos.

Kebijakan Mensos juga mendukung kehidupan masyarakat adat, dengan program yang tetap menghormati budaya mereka seraya meningkatkan pendidikan anak-anak, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.

Dalam mempercepat pemberdayaan masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua.

Kemensos mengintesifkan pembangunan akses ekonomi dan pasar dengan membangun sistem transportasi sendiri dari fiber, speedboat hingga sepeda motor listrik.

“Kami juga mendukung peralihan ke pertanian dan perikanan modern, dari hulu hingga ke hilir, dan pengolahan makanan,” kata Mensos.

Dalam pemaparannya, Mensos juga menampilkan video tentang sosok Gading Ogi Saputra.

Anak 17 tahun itu menyandang disabilitas ganda.

Menurut dia, sehari-hari dia berjualan makanan dan minuman ringan, mengelilingi Kota Pekalongan dengan sepeda kayu roda tiga.

Atas kegigihannya, Gading mendapat bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kemensos berupa motor roda tiga yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya.

Berkat motor listrik roda tiga itu, omzet dagangannya naik.

Dengan sepeda, Gading mendapat Rp 500 ribu/hari.

Namun, dengan motor listrik roda tiga, omzet jualan naik menjadi Rp 1 juta/hari, serta bisa menabung Rp 300 ribu/hari. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemensos Gandeng Kitabisa Salurkan Donasi bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler