jpnn.com - JAKARTA - Peneliti dari Poins Albert Simangunsong mengatakan gemuknya Koalisi Merah Putih yang dibentuk untuk mendukung calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan menjadi beban tersendiri ketika terpilih nanti. Alasannya, partai yang tergabung sudah menjadi bagian dari sejarah dari 10 tahun pemerintahan Indonesia Bersatu.
"Prabowo selama ini mengungkapkan fakta yang dia tahu dan dengar. Tetapi dia lupa itu semua bagian dari pendukungnya. Akhirnya kata hati dan pikiran tidak sinkron, berakibat blundernya pernyataan tersebut," kata Albert di Jakarta, Selasa (1/7).
BACA JUGA: Dari 903 Perkara Pileg, MK hanya Kabulkan 23 Perkara
Seperti diketahui, Partai Demokrat sudah menyatakan sikapnya mendukung Prabowo-Hatta. Itu artinya, calon presiden nomor urut satu itu sudah didukung tujuh partai. Sebelumnya sudah ada Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PKS, PBB, dan PPP.
Albert menjelaskan dengan banyak anggota koalisi ini, harapan untuk mensejahterakan rakyat sulit diwujudkan. Apalagi kata dia sampai harus menutut potensi kebocoran keuangan negara.
BACA JUGA: KPK Tak Mempersoalkan Akil Banding
"Jika dilihat sejujurnya memang Prabowo tidak memahami masalah di negeri. Contohnya: masalah ketahanan saja dia larut membahas pertahanan di alutsista, padahal pertahanan itu sub bagian kecil dari suatu ketahanan negara yang melingkupi georafis," paparnya.
Contoh lainnya masalah perumahan rakyat. Kata dia, masalah utama pada pembangunan permuahan rakyat ada di pemerintah karena dikuasai oleh para kapitalis.
BACA JUGA: Besok, Anggoro Hadapi Sidang Vonis
"Koalisi Merah Putih itu isinya para kapitalis properti yang uang setorannya jelas lebih banyak dibanding rumah tipe sederhana untukk Rakyat menengah. Rakyat bawah jangan pernah punya mimpi akan di urusi bila Prabowo menjadi presiden," pungkas Albert. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senjata Makan Tuan Ramai Dibicarakan di Twitter
Redaktur : Tim Redaksi